Menuju konten utama
Tenis Dunia

Turnamen French Open 2020 Berpotensi Digelar Tanpa Penonton

Turnamen French Open 2020 berpotensi digelar tanpa penonton sebagai dampak pandemi virus Corona (COVID-19).

Turnamen French Open 2020 Berpotensi Digelar Tanpa Penonton
tennis - french open - roland garros - paris, france - 22/05/16 court workers sweep away rain water. reuters/pascal rossignol tpx images of the day

tirto.id - Kejuaraan tenis French Open 2020 atau juga dikenal dengan nama Roland Garros berpotensi bakal digelar tanpa penonton. Opsi ini diutarakan oleh ketua Federasi Tenis Perancis (FFT) Bernard Guidicelli, sebagai dampak pandemi Corona (COVID-19).

"Ada turnamen yang mengambil tempat di stadion, ada pula yang di layar televisi,” ucap Guidicelli kepada Journal du Dimanche, yang lantas dikutip oleh AFP pada Minggu (10/5/2020).

“Jutaan penonton di seluruh dunia tengah menunggu. Menyelenggarakan (turnamen) secara tertutup memungkinkan untuk model bisnis macam ini --- hak siar televisi (yang menyumbang lebih dari sepertiga pendapatan turnamen) – dapat terus maju. Opsi ini tak bisa diabaikan,” imbuh Guidicelli.

Meski demikian Bernard Guidicelli menegaskan hingga saat ini pihaknya belum memutuskan opsi apapun yang bakal diambil untuk turnamen tenis kategori Grand Slam tersebut.

“Kami belum mengesampingkan opsi apapun,” ucap sosok yang mulai memimpin FFT sejak tahun 2017 tersebut.

Sebelum ini FFT sempat memicu polemik lantaran secara sepihak memundurkan jadwal French Open 2020 yang sedianya dijadwalkan pada 24 Mei--7 Juni menjadi 20 September--4 Oktober. Jadwal tersebut dinilai terlalu berdekatan dengan turnamen Grand Slam lain, yakni US Open pada 31 Agustus--13 September di New York.

Guidicelli mengaku jadwal baru French Open 2020 dapat diatur ulang, di antaranya dengan memundurkan lagi hari pertama turnamen menjadi tanggal 27 September. Jika langkah ini diambil, maka akan tercipta jeda dua pekan antara US Open dan French Open.

“Saya mempunyai diskusi rutin dengan Andrea Gaudenzi (presiden ATP), Steve Simon (presiden WTA), dan David Haggerty (kepala ITF), diskusi selanjutnya direncanakan pekan depan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan kami,” terang Guidicelli.

“Kami bekerjasama dengan baik, tapi sekarang masih terlalu dini untuk memastikan kapan jadwal persisnya,” tambahnya.

Guididelli tetap yakin dengan kebijakan FFT yang memundurkan jadwal French Open beberapa bulan sebagai sebuah keputusan yang tepat. Ia berkilah bahwa langkah tersebut diambil untuk memperjuangkan para atlet dan semua pihak yang ada di dalam ekosistem tenis Perancis.

“Roland Garros adalah mesin penggerak tenis di Perancis, inilah yang memberi makan para pemain dalam ekosistem kami (pendapatan 260 juta euro, atau 80 persen dari omset FFT). Kami memikirkan mereka dulu, melindungi mereka,” ucap Guidicelli.

“Kami membuat pilihan berani dan hari ini, tak seorang pun menyesalinya. Sebuah turnamen tanpa tanggal ibarat perahu tanpa kemudi – kita tidak tahu ke mana akan pergi,” imbuhnya.

Guididelli menganggap bahwa FFT telah mengambil kebijakan sebaik mungkin, agar jadwal baru French Open 2020 nantinya tidak akan mengganggu turnamen-turnamen besar tenis lainnya.

“Kami menempatkan diri kami sejauh mungkin di kalender, tidak ingin merusak event-event besar, sehingga tidak ada kejuaraan Masters 1000 atau Grand Slam lain yang terkena pengaruh,” ungkapnya.

Baca juga artikel terkait FRENCH OPEN atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Oryza Aditama
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Fitra Firdaus