Menuju konten utama

Tujuh Pasangan Laksanakan Akad Nikah Bareng di Stasiun Tugu

Tujuh pasangan melepas masa lajang bersama-sama di Stasiun Tugu Yogyakarta dalam kegiatan "Nikah Bareng ning Stasiun Tugu" tanpa biaya sepeserpun. Mereka memperoleh fasilitas berupa mahar, cincin kawin, kirab pengantin, busana dan tata rias, dokumentasi, bingkisan, pesta rakyat angkringan, dan bulan madu di hotel.

Tujuh Pasangan Laksanakan Akad Nikah Bareng di Stasiun Tugu
Penghulu dan Calon Pengantin sedang bersiap untuk Ijab Qobul, Akad Nikah di laksakan Didalam Gerbong Kereta yang sedang berjalan dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Stasiun Maguwoharjo, Selasa (6/9). Dalam rangka HUT Kota Yogyakarta ke-260 dan HUT PT. KAI (Persero) ke-71. [TIRTO/erman]

tirto.id - Tujuh pasangan melepas masa lajang bersama-sama di Stasiun Tugu Yogyakarta dalam kegiatan "Nikah Bareng ning Stasiun Tugu" yang diprakarsai oleh Forum Taaruf Indonesia.

Ketujuh pasangan tidak dikenakan biaya sepeserpun. Panitia sudah menyiapkan semua kebutuhan, seperti mahar, cincin kawin, kirab pengantin, busana dan tata rias, dokumentasi, bingkisan, pesta rakyat angkringan, dan bulan madu di hotel.

"Sejak pendaftaran dibuka, peminatnya cukup banyak. Namun, pasangan yang mampu melengkapi persyaratan dan sesuai dengan kemampuan panitia hanya tujuh pasangan ini," kata Ketua Forum Taaruf Indonesia (Fortais) Ryan Budi Nuryanto di Yogyakarta, Selasa, (6/9/2016).

Seluruh pasangan tercatat menikah di KUA Gedongtengen Yogyakarta. Tidak semua pasanga melaksanakan akad di Stasiun Tugu, salah satunya, melangsungkan akad di dalam kereta Prambanan Ekspres yaitu Crysna Marsono (23) dan Kania Restu Fauzi (20) yang merupakan pasangan termuda dalam acara tersebut. Selain pasangan ini, melangsungkan akad di halaman sisi timur pintu masuk Stasiun Tugu.

Sementara itu, Executive Vice President PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Hendy Helmi menjelaskan, kegiatan “Nikah Bareng ning Stasiun Tugu” tersebut menjadi suatu upaya untuk mengokohkan Yogyakarta sebagai kota budaya.

"Harapannya, kebahagiaan pada hari ini bisa dirasakan oleh semua pihak dan bisa diabadikan di hati semua warga Yogyakarta," kata Hendy.

Ia menyebut, besar kemungkinan kegiatan menikah bersama di Stasiun Tugu ini akan menjadi awal penyelenggarakan kegiatan yang sama di stasiun yang lain.

"Misalnya saja di Jenar yang tidak seramai Tugu. Bisa saja, suasana sakral pernikahan akan lebih terasa," katanya.

Dengan kegiatan ini, ia berharap, stasiun tidak hanya identik sebagai media perjalanan namun bisa menjadi sebuah pusat aktivitas warga.

Kegiatan yang juga untuk memperingati lima tahun Forum Taaruf Indonesia (Fortais) ini telah berhasil menikahkan tujuh pasangan, antara lain pertama, Crysna Marsono (23) warga Gedongkiwo Mantrijeron dengan Kania Restu Fauzi (20) warga Tukangan, Tegalpangung, Danurejan.

Kedua, Mujiyanto (37) duda warga Kuncen, Wirobrajan dengan Reni Kurniawati (29) asal Bekasi yang tinggal di Pringgokusuman, Gedongtengen, Kota Yogyakarta.

Ketiga, Suyatno alias Walidi (49) duda dari Tembi Tempel, Timbulharjo, Sewon, Bantul dengan Rusmini (42) warga Gatak, Timbulharjo, Sewon, Bantul yang statusnya janda.

Keempat, Jumari (42) duda warga Kutu Tegal, Sinduadi, Sleman dengan seorang janda bernama Salimah (47) warga Somodaran, Yogyakarta.

Kelima, Muslimin (29) warga Brebes yang tinggal di Keparaan Lor, Mergangsan, Kota Yogyakarta dengan seorang janda kembang, Susi Sunarni (23) warga Sumuluh Kidul, Ngeposari, Semanu, Gunungkidul.

Keenam, Slamet Purwanto (42), duda dari Nayan, Maguwoharjo, Depok Sleman dengan janda Budi Murwanti (46) warga Rusunawa Jongke Sendangadi, Mlati, Sleman.

Ketujuh, pasangan Iskandar dan Diah warga Kauman.

Baca juga artikel terkait PERNIKAHAN atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh