Menuju konten utama

Tujuh Film Indonesia Tayang di Korea Selatan

Festival film terbesar di Asia, Busan International Film Festival menayangkan tujuh film Indonesia. Kesempatan para sineas Indonesia itu dirayakan Bekraf dengan mengadakan acara bertajuk “Indonesian Night”.

Tujuh Film Indonesia Tayang di Korea Selatan
Sutradara Riri Riza (ketiga kanan) berfoto bersama para pemain dan pendukung film 'Athirah' usai memberikan keterangan kepada media saat menggelar konferensi pers, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (28/9). ANTARA FOTO/Dewi Fajriani.

tirto.id - Indonesia memperoleh kesempatan berharga dalam festival film terbesar di Asia, Busan International Film Festival (BIFF), yang dihelat pada 6 -15 Oktober 2016. Tujuh film Indonesia akan diputar pada berbagai program dalam festival yang digelar di Kota Busan, Korea Selatan tersebut.

Tiga film ditayangkan sebagai bagian dari program A Window on Asian Sinema. Ketiga film tersebut adalah Athirah (Emma’/Mother) karya Riri Riza, Istirahatlah Kata-Kata (Solo, Solitude) besutan Yosep Anggi Noen, serta Nyai (A Woman In Jawa) buatan Garin Nugroho. Untuk film yang disebut terakhir, pemutarannya di Busan sekaligus menjadi ajang peluncuran perdana film tersebut secara global.

Kemudian, dalam program Short Film Showcase ada dua film pendek yang disajikan ke publik Korea. Pertama adalah film berjudul On the Origin of Fear yang disutradai oleh Bayu Prihantoro Filemon. Lalu ada pula film Art Through Our Eyes yang disutradai bersama oleh Joko Anwar dan empat sutradara asal Asia Tenggara lainnya.

Sutradara Kamila Andini juga ikut ambil bagian lewat film pendeknya berjudul Memoria yang tayang dalam program Asian Short Film Competition. Sinema bergenre thriller, Headshot, yang dibuat oleh duo Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel juga akan unjuk gigi dalam program Midnight Passion.

Berdasarkan keterangan dari Kedutaan Besar Indonesia di Seoul yang diterima di Jakarta, Selasa (11/10/2016), mengungkapkan bahwa partisipasi para sineas Indonesia di BIFF tersebut didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan mengusung nama "Indonesian Cinema".

Selama tujuh hari, tujuh film tersebut diputar di bioskop-bioskop ternama di wilayah Haeundae dan pusat kota Busan, seperti CGV, Lotte Cinema, dan Megabox .

Demi memperbesar kesempatan para sineas Indonesia untuk bertemu calon-calon investor, pada Senin malam (10/10), Bekraf mengadakan acara bertajuk “Indonesian Night”. Acara tersebut bertujuan untuk membangun jaringan antara pelaku perfilman Indonesia dengan calon-calon investor asal Korea Selatan.

Beberapa sineas Indonesia yang hadir di antaranya adalah Bayu Prihantoro, Joko Anwar, Nia Dinata dan Yosep Anggi Noen.

"Melalui dukungan Bekraf, diharapkan industri perfilman Indonesia dapat berkembang dan menembus pangsa pasar luar negeri," demikian Ricky Pesik, Wakil Kepala Bekraf membuka kegiatan itu. Selain itu, Bekraf juga membantu pengadaan gerai promosi film Indonesia di BIFF.

Baca juga artikel terkait FILM NASIONAL atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Film
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari