tirto.id - Donald Trump melalui akun Twitter-nya baru baru ini berkata bahwa dia meyakini hasil Pemilu AS nantinya akan terjadi kecurangan di banyak Tempat Pemungutan Suara (TPS). Karenanya, calon presiden AS dari Partai Republik ini pun kian meragukan keabsahan Pemilu.
"Pemilu jelas-jelas telah dicurangi oleh media yang tidak jujur dan bias mendukung Hillary, tapi juga [dicurangi] di banyak bilik suara. Sedih," demikian kicau Trump di Twitter seperti yang dilansir Antara, Senin (17/10/2016).
Namun, pernyataan Trump ini bertolak belakang dengan keputusan Partai Republik. Pasalnya, beberapa jam sebelumnya Mike Pence, calon wakil presiden sekaligus calon pendamping Trump, memastikan bahwa Partai Republik akan menerima hasil Pemilu 8 November antara Trump melawan calon presiden dari Demokrat, Hillary Clinton.
"Pemilu telah dicurangi oleh media, lewat upaya terkoordinasi bersama kampanye Clinton, dengan mengabarkan kisah-kisah yang tidak pernah terjadi menjadi berita!" sambung Trump dalam kicauannya.
Pernyataannya ini jelas-jelas membangkitkan keraguan baik dari pihak Republik maupun Demokrat terkait sikap Trump yang akan menerima kekalahan dari rivalnya, Hillary Clinton nanti.
Setelah debat calon presiden yang pertama September lalu, Trump sudah menyatakan bahwa dia pasti akan menerima hasil Pemilu. Namun beberapa hari kemudian dia justru berkata kepada New York Times bahwa "Kami akan melihat apa yang akan terjadi."
Selain itu, Trump juga mendesak para pendukungnya untuk mengawasi TPS-TPS demi mencegah pencurian suara yang oleh beberapa pakar disebut sebagai anjuran untuk mengintimidasi pemilih.
Beberapa pekan terakhir, popularitas Donald Trump kian tersungkur lebih dalam di bawah Hillary Clinton. Berdasarkan jajak pendapat terbaru, ia kini tertinggal 8 persen dalam mendapatkan suara dari calon pemilih paling potensial, demikian dilaporkan Antara, Rabu (12/10/2016).
Turunnya elektabilitas itu terlebih dialami Trump pascadebat calon presiden yang kedua. Kala itu, Trump ditekan untuk menjelaskan pernyataannya dalam skandal video 2005 mengenai menyentuh alat vital perempuan. “Sebanyak 1 dari setiap 5 Republikan menyebut ucapan vulgarnya meraba-raba tubuh wanita telah mendiskualifikasi dia dari kepresidenan,” jelas survei tersebut.
Jajak pendapat yang dirilis Selasa (11/10/2016) itu juga menunjukkan Hillary Clinton, calon presiden dari Demokrat, terus berada di atas Trump, hingga berselisih 8 persen dari 5 poin persen pada pekan lalu.
Sementara itu, ketika ditanya mana yang dipilih responden, di antara dua kandidat dari dua partai besar itu, 45 persen menjawab mendukung Hillary, sedangkan 37 persen mendukung Trump, dan 18 persen lainnya menyatakan tak mendukung keduanya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari