Menuju konten utama

Trump Serang Clinton, Bush dan Obama Terkait Janji Soal Yerusalem

Trump membanggakan diri memenuhi janjinya atas Yerusalem, sambil menyerang presiden AS sebelumnya lewat montase video di Twitter.

Trump Serang Clinton, Bush dan Obama Terkait Janji Soal Yerusalem
Wakil Presiden Mike Pence berdiri di belakang Presiden Donald Trump yang memegang proklamasi yang ia tanda tangani bahwa Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan akan memindahkan kedutaanya ke sana. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

tirto.id - Presiden AS Donald Trump memutar ulang rekaman video pada Jumat (8/12/2017) yang menunjukkan bahwa tiga pendahulunya - Bill Clinton, George W. Bush dan Barack Obama - berjanji mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun, ketiganya kemudian mundur dari janji tersebut.

"Saya memenuhi janji kampanye saya - yang lainnya tidak melakukannya!" ujar Trump di akun Twitter-nya. Ia juga memposting montase video dari pendahulunya itu untuk membuktikan maksudnya.

Selama kampanye masing-masing, baik Clinton maupun Bush mengatakan bahwa mereka memilih memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, kemudian berubah pikiran.

"Begitu saya menjabat, saya akan memulai proses perpindahan kedutaan AS ke kota yang telah dipilih Israel sebagai ibu kotanya," kata Bush dalam sebuah pidato pada tahun 2000, disarikan pada montase tersebut.

Sementara itu, seperti dilansir Times of Israel, Barack Obama tidak pernah secara khusus menjawab pertanyaan tentang memindahkan kedutaan namun menyebut l Yerusalem sebagai "ibu kota Israel."

Rekaman video ini diakhiri dengan sebuah potongan pidato Trump pada Rabu (6/12/2017) yang mengumumkan pengakuan resmi AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan keputusannya untuk memindahkan kedutaan AS di sana.

Dalam pidato tersebut, Trump menyinggung kurangnya "keberanian" para pandahulunya memenuhi janji setelah menduduki Gedung Putih.

Puluhan ribu orang melakukas protes pada Jumat di beberapa negara Arab dan Muslim untuk melawan keputusan Trump dan menyatakan solidaritas dengan orang-orang Palestina.

Dalam sebuah pidato pada Rabu dari Gedung Putih, Trump menentang peringatan di seluruh dunia. Ia berkeras bahwa setelah kegagalan berulang untuk mencapai perdamaian keputusan tersebut merupakan sebuah pendekatan baru yang sudah lama dinanti

Trump menggambarkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai tempat pemerintahan Israel hanya berdasarkan kenyataan.

Langkah tersebut dipuji oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan oleh para pemimpin di sebagian besar spektrum politik Israel.

Trump menekankan bahwa dia tidak menentukan batas-batas kedaulatan Israel di kota tersebut, dan meminta agar tidak terjadi perubahan status quo di tempat-tempat suci di kota tersebut.

Baca juga artikel terkait YERUSALEM atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari