Menuju konten utama

Trump Kehilangan Satu Dukungan Dari Partai Republik

Trump adalah tokoh yang banyak menyusahkan elit-elit Partai Republik dengan usulan kebijakan yang kontroversial. Hanna menyebut Trump sebagai tokoh yang 'sangat tercela', 'tidak tahu malu' dan 'hanya mau mendengar diri sendiri'. 

Trump Kehilangan Satu Dukungan Dari Partai Republik
Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump. Antara foto/Reuters/Carlo Allegri.

tirto.id - Richard Hanna, seorang anggota Kongres Amerika Serikat dari Partai Republik menyatakan dukungan untuk calon presiden dari kubu lawan, Hillary Clinton.

Hanna memutuskan tidak akan memilih calon dari partainya sendiri karena calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, mengkritik orangtua kandung tentara Muslim asal Amerika Serikat yang tewas di Irak.

"Bagi saya tidak cukup hanya dengan mengecam komentarnya. Dia tidak layak memimpin negara ini," tulis Hanna dalam surat yang dikirim untuk website surat kabar Post-Standard di New York.

Kecaman yang dimaksud Hanna dalam suratnya adalah terkait dengan komentar Trump terhadap Khizr dan Ghazala Khan, orangtua tentara Muslim yang terbunuh di Irak. Dua orang tersebut tampil dalam konvensi Partai Demokrat pada pekan lalu untuk mengkritik usulan Trump yang ingin melarang pemeluk agama Islam memasuki Amerika Serikat.

Banyak tokoh Partai Republik yang bersimpati pada keluarga Khan, beberapa di antaranya bahkan mengkritik Trump.

Sebelumnya, sejumlah anggota Kongres Republikan sudah menarik dukungan terhadap Trump menjelang pemilihan presiden pada 8 November mendatang. Namun, Hanna adalah tokoh pertama yang melangkah lebih jauh dengan secara terbuka mendukung kubu lawan dari Partai Demokrat.

Sementara itu Hanna mengaku akan mundur dari Kongres dan tidak akan turut kembali dalam pemilihan anggota parlemen mendatang.

"Meski saya tidak setuju dengan Clinton dalam banyak hal, saya akan memilih dia," kata dia, seperti yang dilansir Kantor Berita Antara pada Rabu, (3/8/2016).

Senator Ben Sasse dari Nebraska, salah satu pengkritik Trump paling keras di Kongres, mengaku tidak akan mengikuti langkah Hanna.

"Penganut nilai-nilai konservatif harus mereformasi partai yang sudah didirikan (Abraham) Lincoln ini, bukannya malah menyerah terhadap Clinton," kata Sasse.

Pada Selasa, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengaku heran kenapa banyak pemimpin Partai Republik yang mengkritik Trump tetap masih tetap mendukungnya sebagai presiden.

"Seharusnya ada satu titik di mana anda berkata cukup," kata Obama yang berasal dari Partai Demokrat.

Tokoh lain dari Partai Republik, Chalie Dent, mengaku tidak terkejut atas keputusan Hanna mendukung Clinton meski dirinya tidak akan mengikuti langkah tersebut.

"Seperti saya, mungkin dia sangat prihatin terhadap komentar hasutan dan lemahnya kebijakan" Trump, kata Dent.

Dalam beberapa jajak pendapat terbaru, Trump masih tertinggal dari Clinton dalam perolehan suara, demikian Reuters melaporkan.

Baca juga artikel terkait PEMILU AS

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini