tirto.id - Dua bulan menjelang akhir 2016 kita dibuat berharap dengan banyak hal. Apakah tahun ini akan menjadi tahun yang baik atau menjadi tahun yang buruk? Ada beberapa peristiwa manis getir yang kita lewati tahun ini. Beberapa melahirkan tangis dan sisanya tawa. Beberapa yang lain melahirkan tragedi, rasa takut, dan teror. Ada juga yang bermuara pada kebahagiaan, kegembiraan, dan perayaan suka cita. Tirto.id merangkum beberapa kejadian penting yang mungkin perlu anda ingat kembali tahun ini.
Tahun ini penggemar sepak bola dikejutkan oleh kemenangan tim Leicester City di Liga Primer Inggris. Sementara tim unggulan lain seperti Chelsea terpuruk di peringkat 10 dan Manchester United gagal lolos ke Liga Champions. Saat kemenangan tim ini, setidaknya 240 ribu orang turun ke jalan merayakan keberhasilan tak disangka Leicester City menjuarai Liga Primer dan kota Leicester pun membiru warna klub bola yang berjuluk sang Rubah. Kejutan ini bukan yang pertama dan terakhir di tahun 2016.
Kejutan ini menjadi menyenangkan karena banyak tim yang menganggap bahwa sepak bola hanya dikuasai oleh tim dengan pemain mahal. Hadirnya Leicester menempeleng segala stigma itu. Tim yang baik adalah tim yang dilatih dengan baik dan penuh kedisiplinan. Terlepas siapapun pemainnya, ia semestinya dilakukan dengan riang gembira. Ini yang membuat Leicester menjadi tim yang menang, mereka tak punya beban harus jadi jagoan.
Kejutan berikutnya datang dari ajang penghargaan film Oscar. Kita tahu aktor Leonardo diCaprio sebelumnya berkali-kali masuk nominasi namun terus gagal. Ia pertama kali dinominasikan sebagai peran pembantu terbaik pada 1994 dalam film What's Eating Gilbert Grape, lalu pada 2005 dinominasikan kembali sebagai aktor terbaik dalam film The Aviator, dan pada 2007 ia juga doniminasikan sebagai aktor terbaik dalam film Blood Diamonds, namun baru pada The Revenant ia memenangkan nominasi aktor terbaik pada Academy Awards 2016.
Kemenangan Leo di Oscar tak membuat kritikus film puas. Matt Zoller Seitz misalnya, yang mengasuh situs peninggalan mendiang Roger Eberts menganggap kemenangan Leo akan buruk bagi akting. Ia tak terkesan dengan akting Leo di The Revenant. Baginya akting bukan perilaku kebatinan, bahwa seseorang mesti berperilaku seperti biksu dan meninggalkan kenikmatan duniawi untuk mencapai sebuah karakter yang baik. Baginya mengurangi berat badan, makan daging mentah, atau sembunyi di bangkai bukanlah akting. Tapi, hei siapa yang peduli?
Brad Pitt dan Angelina Jolie adalah pasangan impian. Suaminya ganteng, istrinya cantik. Harta berlimpah dan berbagai film yang baik membuat kedua pasangan ini menjadi sosok idaman banyak orang. Tapi di balik itu semua ternyata ada rahasia yang tak banyak orang tahu. Keduanya sebenarnya tak bahagia. Dan ada hal-hal yang membuat Jolie akhirnya mengajukan perceraian. Kabar ini membuat internet pecah, berbagai meme dan gambar berseliweran. Berbagai orang menyayangkan dan tak peduli bahwa perceraian ini berasal dari kekerasan dalam rumah tangga.
Baik kemenangan Leonardo diCaprio dan perceraian Brangelina menjadi perhatian publik. Beberapa menilai bahwa hal ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Pertama berkali-kali diCaprio dicalonkan sebagai juara namun gagal, beberapa menyebut kritikus film sinis padanya. Sementara Brangelina terlalu manis dan terlalu sempurna untuk kemudian bercerai. Tapi mengapa ini jadi kejutan, jawabannya ada pada harapan. Kita menganggap bahwa mustahil diCaprio untuk menang dan menyedihkan jika Brangelina bercerai.
Kejutan lain yang membuat gempar internet datang dari dunia sastra. Panitia Nobel mengumumkan nama yang sama sekali tak pernah diperkirakan akan menjadi juara. Musisi folk dan balada asal Amerika Serikat, Bob Dylan memenangkan Nobel Sastra. Ia dianggap punya pengaruh terhadap karya liris dan musik balada Amerika. Kemenangan Bob Dylan ini menuai kontroversi. Kebanyakan karena menganggap bahwa kepenulisan lirik bukanlah karya sastra dan lirik lagu bukanlah puisi.
Beberapa penulis menyindir kemenangan Dylan sebagai lelucon. Jodi Picoult, novelis, menulis dengan sinis bahwa ia mengucapkan bahwa ia senang Dylan mendapat Nobel, tapi ia bertanya apakah penulis sepertinya bisa memenangkan Grammy? Beberapa orang sempat berpikir bahwa Dylan tak akan menerima hadiah itu, mengingat Nobel adalah penemu dinamit, senjata yang dibuat untuk membunuh, padahal Dylan dianggap anti-kekerasan. Tapi kemudian Dylan muncul dan menyatakan akan menerima hadiah itu.
Peristiwa besar berikutnya adalah kemenangan klub baseball Chicago Cubs dalam world series. Kemenangan ini menjadi penting dan membanggakan karena Cubs tak pernah menang satu kalipun di world series sejak 1908. Kemenangan ini membuat para penggemar Cubs menjadi sangat bahagia, saat malam kemenangan ini diraih jalan-jalan kota Chicago dipenuhi para penggemar Cubs dari berbagai usia.
Lalu kejutan paling menakjubkan datang di Amerika lagi. Amerika memilih kandidat dari Partai Republik Donald Trump sebagai Presiden. Trump yang selama beberapa bulan terakhir menjadi perhatian karena berbagai pernyataan kontroversialnya. Bagaimana Trump memperlakukan perempuan, menunjukkan kebencian rasialis, sampai dengan skandal pajak. Tapi bagi para pendukungnya, ia adalah sosok yang sempurna. Trump menghadirkan harapan bahwa ia kembali bisa mengembalikan kejayaan Amerika Serikat.
Karena omongannya lebih mirip orang mabuk, banyak yang tak percaya ia bisa menang. Mulai dari pernyataan akan membangun tembok di perbatasan Amerika dan Meksico, melarang muslim masuk ke Amerika, dan pada acara debat terbuka ia bilang akan memenjarakan Hillary Clinton.
Kini setelah semua hal telah terjadi, segala yang tak terbayangkan telah jadi nyata, apa yang bisa kita harapkan berikutnya? Perang nuklir atau kiamat zombie mungkin?
Penulis: Arman Dhani
Editor: Maulida Sri Handayani