Menuju konten utama
Siaran Pers

Trinity Optima Bentuk CVC, Siapkan Transisi Menjadi Grup Usaha

Perusahaan Trinity Optima Production (TOP) membentuk corporate venture capital (CVC) untuk mempersiapkan transisi mereka menjadi grup usaha.

Trinity Optima Bentuk CVC, Siapkan Transisi Menjadi Grup Usaha
Trinity Optima Production. foto/https://www.trinityproduction.com/

tirto.id - Perusahaan label rekaman dan manajemen artis, Trinity Optima Production (TOP), membentuk corporate venture capital (CVC) untuk mempersiapkan transisi mereka menjadi grup usaha. Beberapa kontribusi di luar bidang musik telah mereka lakukan. Di antaranya seperti proyek film, penggarapan series di platform daring, brand extension artis, hingga investasi ke beberapa startup di Indonesia.

TOP adalah pionir label musik yang juga mencakup manajemen artis di Indonesia. Perusahaan tersebut berada di bawah naungan Trinity Entertainment Group (TEG).

Mengusung misi “Nurturing STARS to Inspire Happiness”, TOP telah berhasil mengorbitkan berbagai talenta berbakat di Indonesia di bidang musik dan hiburan seperti Afgan, Armand Maulana, Ungu, Maudy Ayunda, Sherina, Lesti dan Naura.

TOP berfokus kepada Artist & Repertoire (A&R), yakni menggali bakat dan brand positioning talent, perencanaan peluang dan penampilan, pemasaran, hingga pengelolaan brand komersial untuk klien internal maupun eksternal TOP.

Trinity Optima Production Persiapkan Transisi Menjadi Grup Usaha

CEO TOP Yonathan Nugroho memaparkan bahwa aksi-aksi ini merupakan bagian dari persiapan perusahaan, yang ingin bertransisi menjadi group holding company dalam waktu dekat.

Namun, jantung bisnis utama sebagai label rekaman dan manajemen artis masih akan tetap berjalan dan menjadi prioritas.

“Saat ini kami sedang bersiap menjadi korporasi entertainment Indonesia, menimbang perusahaan dan team management sudah memiliki bekal ilmu dan pengalaman yang solid untuk mencapai agenda-agenda yang lebih besar lagi,” ujarnya.

Salah satu bentuk komitmen TOP untuk menjadi grup usaha adalah dengan mengembangkan perusahaan investasi Trinity Ventures guna memperluas jangkauan jaringan dan peluang kolaborasi.

Arah investasi Trinity Ventures mencoba lebih independen. Perusahaan membuka peluang berinvestasi di luar core bisnis TOP, selama dipandang visioner dan memiliki inovasi yang disruptif. Sementara itu, aksi ekspansi perusahaan ke sektor pendanaan sudah lumrah dilakukan.

CEO Jagartha Advisor FX Iwan menyebutkan, polaCVC biasanya terbagi menjadi dua jenis.

“Pertama, mereka yang percaya CVC ada untuk berinvestasi pada bisnis yang dekat dengan core bisnis mereka sendiri, atau disebut Horizon 1 (Inovasi secara bertahap dan berkelanjutan). Biasanya CVC ini akan berinvestasi pada bisnis-bisnis yang sudah dikenal, pernah bekerja sama," papar iwan.

"Sementara itu [kedua], ada juga CVC yang dibuat dengan misi menjadi independen dari grup usaha. CVC ini akan menarget bisnis apapun, termasuk di luar core mereka. Seringnya disebut investasi ke Horizon 2 dan 3 (Inovasi Disruptif),” imbuhnya.

Ia mengatakan, hal di atas lumrah terjadi dan tidak ada yang lebih baik antara pilihan satu dengan yang lainnya. Setiap holding company memiliki pertimbangan tersendiri untuk mengarahkan bisnisnya. Poin utamanya, menurut Iwan, perusahaan yang mau menjadi group holding company harus paham betul setiap unit bisnis baru yang akan dibentuk agar tidak kanibal pada bisnis yang ada.

Trinity Ventures sendiri telah berinvestasi ke beberapa merek dan startup di Indonesia sejak pertama kali dirintis tahun 2021. Menariknya, Trinity Ventures memiliki dua metode investasi yang terinspirasi dari nilai dari TOP di bidang manajemen artis.

“TOP selama ini punya keunggulan di bidang manajemen artis dan pengembangan value talent agar punya umur karir yang panjang. Misi yang sama kami coba terapkan di CVC kami, dengan dua metode," jelas Iwan.

"Pertama, investasi yang murni pendanaan. Biasanya kami terapkan pada bisnis yang sudah well established dan memang sedang fundraise. Kedua, investasi ke sektor yang lebih riil, misalnya ke brand, komunitas, dan startup yang punya proyek-proyek spesifik. Bedanya, di metode kedua, kami bantu tidak hanya dari pendanaan, tapi juga dari sisi operations, legal, marketing, campaign, sponsorship,” tambahnya.

Salah satu investasi Trinity Ventures dengan metode pendanaan murni yakni ke Sayurbox, Wahyoo, Semorpheus. Untuk metode kedua, Trinity Ventures mengandalkan unit bisnis TOP+ untuk mengembangkan merek seperti Purnama Beauty milik Lesti, Ayam Paduka dari Wahyoo, dan tim esports GPX.

Pada masa mendatang, TOP bersama CVC-nya, masih akan mengeksplorasi bidang usaha unik dan inovatif lainnya di Indonesia.

Sementara itu, ketika disinggung soal fenomena startup burst saat ini, Yonathan mengaku sudah menyadari hal itu dan menyiapkan beberapa rencana mitigasi risiko.

“Selain mengamati tren startup secara berkala, tentu pihak kami juga akan melakukan assessment pada calon-calon partner. Selama performance bagus, value dan visi para founder kuat dan rasional, tentu kami akan mendukung sebagai institutional investor,” pungkasnya.

Penulis: Tim Media Servis