tirto.id - Google pada akhir tahun lalu merilis laporan "Year in Search 2018: Insights for Brands" yang memaparkan fakta dan data unik tentang pencarian terpopuler di mesin pencari ini sepanjang 2018. Adapun riset tersebut dihadirkan untuk membantu pelaku usaha mengenal perilaku online konsumen mereka.
Dalam laporan tersebut, Google menemukan lima tren utama perilaku online konsumen yang dominan dalam 12 bulan terakhir. Tren ini mulai dari penggunaan perangkat, perilaku pengguna di luar kota besar, stereotip yang ditentang, tuntutan pengguna, dan fenomena cashless.
Berikut ini tren perilaku online konsumen Indonesia sepanjang tahun 2018 berdasarkan laporan "Year in Search 2018: Insights for Brands" dari Google.
Perangkat Bergerak
Google mencatat, 94% konsumen yang terhubung dengan internet mengaksesnya melalui smartphone. Pada tahun 2013, hanya 40% pengguna yang mengakses internet melalui perangkat itu.
Google mengungkap, pertumbuhan ini didukung semakin terjangkaunya harga perangkat. 68% Konsumen juga mengandalkan smartphone ketika mencari informasi produk untuk belanja selanjutnya.
Masih terkait perangkat, pencarian untuk kata kunci "smartphone terjangkau" meningkat dua kali lipat. Terakhir, konsumen akan meninggalkan laman yang dikunjungi bila memiliki waktu muat lebih dari 3 detik.
Menurut Google, situs mobile di Indonesia membutuhkan rata-rata waktu 6 detik untuk memuat laman.
Perilaku Pengguna Non-metros
Google membagi kota di Indonesia dalam dua kategori, yakni Metros dan Non-metros.
Kategori terakhir adalah kota-kota selain Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan di wilayah Jabodetabek. Menurut Google, konsumen Non-metros sudah mulai melakukan pencarian yang umumnya dilakukan konsumen Metros.
Riset Google mengungkap, konsumen Non-metros menyumbang 46% dari pencarian terkait paket internet, yang ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kebutuhan untuk online.
Peningkatan juga terjadi di penelusuran lain seperti kecantikan, perawatan bayi, dan perawatan pribadi.
Menentang Stereotip
Para pelaku usaha mesti memberi perhatian khusus pada perilaku ini lantaran banyak stereotip lama yang ditentang. Pada kasus pembelian online perawatan bayi misalnya, Google mencatat bahwa 1 dari 3 konsumen produk ini adalah pria, bukan wanita.
Penelusuran merek perawatan tubuh pria juga meningkat 2,7 kali lipat. Data lainnya, 68% perempuan usia 18-24 tahun menggunakan e-money saat belanja online, sedangkan 58% laki-laki memilih pembayaran itu untuk rentang usia yang sama.
Tuntutan Pengguna
Menurut Google, tipe konsumen saat beraktivitas di mesin penelusurannya sepanjang 2018 lebih banyak "menuntut". Mereka juga lebih penasaran atas informasi yang dicari dan tidak sabaran saat belanja online.
Hal ini terlihat pada peningkatan penelusuran untuk kata kunci tertentu, misalnya "review" yang meningkat 1,4 kali lipat (YouTube), "promo" (2,5 kali lipat), "pengiriman cepat" (1,4 kali lipat), "terdekat" (12 kali lipat) dan lainnya.
Fenomena Cashlees
Google mengungkap, aplikasi digital keuangan tumbuh 6 kali lipat dalam delapan tahun terakhir. Penelusuran aplikasi e-money juga meningkat 1,5 kali lipat sejak 2017. Selain itu, 46% konsumen yang terhubung dengan internet mengaku menggunakan Google untuk mencari informasi tentang aplikasi tersebut.
Adapun pertanyaan paling umum ditanyakan ke mesin pencari selain informasi aplikasi terkait, yakni cara menggunakan, cara mendaftar, cara menggunakan, dan cara menambah saldo.
Menurut Google, fenomena ini didorong oleh pertumbuhan e-commerce termasuk travel dan transportasi online. Selain itu, penggerak utama dari fenomena ini lantaran kehadiran solusi pembayaran online yang semakin beragam dan pertumbuhan pesat aplikasi e-money.
Menurut Google, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara mencapai 27 miliar dolar AS pada 2018. Bagi pelaku usaha, laporan "Year in Search 2018: Insights for Brands" Google dapat jadi masukan untuk mereka yang ingin bisnisnya tumbuh dan berkembang di Indonesia.