tirto.id - Lebih dari sekadar fungsi estetika, merawat kulit sejatinya adalah bagian penting dari merawat kesehatan tubuh. Pasalnya, semakin banyak konsumen skincare yang melek dengan fungsi hingga kandungan produk yang mereka gunakan. Kulit sehat pun menjadi impian para pengguna produk skincare, termasuk di Indonesia.
Di tengah ketidakpastian tahun ketiga pandemi, faktanya produk kecantikan masih terus bertumbuh dan berinovasi sepanjang tahun 2022. Hal ini tergambar dari industri kecantikan yang terus tumbuh. Menurut catatan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) antara tahun 2020 sampai 2021 terjadi kenaikan jumlah pelaku industri ini hingga 20,6 persen.
Namun, seperti apakah tren penggunaan produk kecantikan, baik skincare dan kosmetik, pada tahun 2022 ini?
Beberapa temuan dari 2022 Beauty Trends Report yang diterbitkan oleh JAKPAT menunjukkan beberapa pola menarik terkait tren penggunaan produk skincare dan kosmetik di Indonesia.
JAKPAT sendiri adalah penyedia jasa riset pasar dan riset konsumen. Laporan ini didasari survei kepada 3.131 responden, yang terdiri dari perempuan dan laki-laki. Survei diadakan tanggal 14 Oktober hingga 18 Oktober 2022.
Dalam riset ini, proses survei dibagi menjadi dua. Pertama, terkait penggunaan kosmetik, kuisioner dibagikan kepada 1.248 responden yang kesemuanya adalah perempuan. Sebaran cukup merata antarkelompok usia, mulai dari 15 tahun sampai 44 tahun.
Di survei yang kedua, jumlah respondennya ada 1.883 orang. Pada survei ini, responden mencakup laki-laki dan perempuan dengan proporsi yang cenderung seimbang. Kelompok usia juga cukup merata dari berbagai kelompok umur yang sama, yakni antara 15-44 tahun.
Untuk kedua survei, kebanyakan responden berada di Pulau Jawa.
Produk Lokal Menarik Perhatian
Berkembang pesatnya industri kecantikan di Indonesia tidak hanya membuka kesempatan bagi pemilik merek luar saja. Temuan dari laporan ini menunjukkan bahwa banyak responden yang tertarik dan menggunakan produk skincare dan kosmetik lokal.
Berdasarkan survei, tujuh dari 10 responden mengaku tertarik pada produk skincare dan kosmetik buatan lokal. Dari 45 brand yang masuk kategori top brand produk yang paling sering digunakan oleh responden, 49 persen di antaranya adalah brand lokal. Bahkan, beberapa brand kecantikan lokal bisa masuk ke dalam top brandyang paling sering digunakan oleh responden dengan lebih dari 10 produk.
Produk skincare dan kosmetik lokal juga memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk impor. Menurut temuan JAKPAT, lebih dari 80 persen responden merasa produk skincare lokal lebih cocok dengan kondisi kulit mereka. Sementara itu, 82 persen responden sepakat bahwa produk kosmetik lokal sesuai dengan kebutuhan mereka untuk berhias (makeup) dibandingkan dengan produk kosmetik luar.
Hal ini tentu mendorong perusahaan kosmetik dan skincare lokal untuk terus berinovasi sambil menyesuaikan diri dengan tren produk yang digemari konsumen.
Tren Makeup Sederhana
Menurut penelitian JAKPAT, sekitar 71 persen responden survei mengaku menggunakan makeup sederhana dalam keseharian mereka. Hanya 8 persen responden yang mengaku menggunakan full makeup sehari-hari.
Jadi bisa dibilang bahwa jenis makeup yang digemari oleh perempuan di Indonesia selama tahun 2022 adalah jenis makeup tipis.
Namun, meskipun makeup sederhana digemari, hasil survei JAKPAT juga menunjukkan kalau enam dari 10 orang perempuan merasa penggunaan makeup penting untuk menunjang keseharian mereka. Persentasenya merata antara semua kelompok usia, di atas 50 persen.
Makeup juga dianggap responden survei berkaitan dengan peningkatan kepercayaan diri.
"Sebanyak 78 persen perempuan merasa lebih percaya diri saat mereka menggunakan makeup," bunyi salah satu temuan JAKPAT.
Laporan Beauty Trend ini juga menemukan bahwa 66 persen responden survei menggunakan makeup untuk menutupi bagian wajah yang dirasa kurang disenangi.
JAKPAT juga menelusuripola penggunaan produk kosmetik untuk sejumlah kelompok produk. Untukproduk kosmetik bibir, survei menunjukkan bahwa empat dari 10 orang perempuan membeli setidaknya membeli produk kosmetik bibir empat kali dalam satu tahun.
Adapun produk kosmetik untuk bibir yang paling populer adalah lip balm (47 persen), disusul oleh lipstik (43 persen).
Sementara untuk produk alis, pensil alis adalah yang paling populer di antara responden survei (60 persen), jauh di atas produk alis lain, yaitu maskara alis yang hanya digunakan 17 persen responden.
Untuk produk kosmetik mata (maskara, eyeliner, eyeshadow, dll), dua dari tiga responden menyatakan menggunakan jenis produk ini untuk menunjang keseharian. Maskara adalah produk kosmetik mata paling populer di antara responden (46 persen), disusul eyeliner (35 persen).
Laporan JAKPAT juga menemukan bahwa kecocokan produk dengan kulit, hasil yang didapat, kemudahan penggunaan, dan komposisi bahan, sebagai pertimbangan teratas dalam pembelian produk kosmetik.
Skincare Lebih Penting daripada Makeup
Skincare menjadi kian penting baik bagi responden perempuan dan laki-laki di Indonesia. Bahkan, menurut laporan 2022 Beauty Trends Report, 9 dari 10 perempuan menganggap bahwa penggunaan skincare lebih penting daripada makeup.
"Hampir semua perempuan percaya kalau keadaan kulit yang baik bisa meningkatkan kepercayaan diri," bunyi salah satu simpulan JAKPAT.
Sejalan dengan itu, 97 persen responden juga mengatakan kalau merawat kulit wajah (dengan produk skincare) adalah bentuk investasi kesehatan kulit.
Tak hanya perempuan, antusiasme laki-laki dalam penggunaan skincare juga terlihat dalam data riset Beauty Trends tahun 2022 yang dilakukan oleh JAKPAT, dimana 64 persen responden laki-laki mengaku menggunakan produk skincare.
Mirip dengan responden perempuan, terdapat 94 persen responden laki-laki yang menyatakan bahwa merawat kulit wajah dengan menggunakan produk skincare adalah salah satu bentuk investasi kesehatan kulit.
Pola perawatan kulit pria memang cukup unik di tahun ini. Pasalnya, produk serum menjadi produk kedua teratas yang digunakan oleh responden laki-laki. Sedangkan untuk face wash tetap menjadi produk skincare yang paling banyak digunakan oleh responden pria di tahun 2022. Dominasi penggunaan facial wash ini masih sama dengan temuan JAKPAT dalam Beauty Trends tahun 2021 sebelumnya, dimana face wash menjadi skincare paling sering digunakan dalam keseharian.
Sementara itu, kondisi kulit yang dianggap ideal oleh kebanyakan responden adalah yang tidak berjerawat, tidak beruntusan, cerah, bebas komedo, dan lembut. Sayangnya, kondisi kulit sebagian besar responden belum sesuai dengan gambaran kulit yang ideal tersebut.
Jenis bahan dalam produk skincare yang paling populer menurut laporan ini adalah Vitamin C (67 persen), disusul oleh kolagen (37 persen) dan niacinamide (37 persen).
Kemudian, klaim yang penting bagi konsumen dalam membeli produk skincare di antaranya adalah halal (78 persen) dan bebas alkohol (62 persen). Dua klaim ini sama-sama dianggap paling penting oleh responden perempuan dan laki-laki.
Sementara itu, laporan JAKPAT juga menemukan bahwa kecocokan dengan kulit, hasil yang didapat, komposisi bahan, kemudahan penggunaan, kemudian harga, sebagai pertimbangan teratas dalam pembelian produk skincare.
Meski sudah melewati masa pandemi yang panjang, nyatanya konsumen Indonesia tetap memperhatikan kondisi kulit mereka, termasuk konsumen pria di Indonesia.
Berkaca pada tren yang ada, nampaknya produsen kecantikan, khususnya brand lokal, dituntut untuk terus berinovasi agar produk mereka sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia pada tahun 2023 yang akan datang.
Dengan melihat tren beauty tahun ini, bagaimana eksplorasi produk perawatan kulit yang akan berkembang di tahun 2023 mendatang? Untuk informasi lebih lanjut, laporan tren beauty 2022 dari JAKPAT dapat diunduh di sini.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis