Menuju konten utama

Transjak & Blue Bird Mendulang Untung dari Kebijakan Ganjil Genap

Perluasan pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil-genap diprediksi bakal meningkatkan okupansi transportasi umum di Jakarta.

Transjak & Blue Bird Mendulang Untung dari Kebijakan Ganjil Genap
Sejumlah kendaraan terjebak macet di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (22/4). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id -

Seperti banyak peraturan pemerintah, ganjil-genap, selain merugikan sebagian pihak, pada saat yang sama juga menguntungkan yang lain.

Kebijakan pembatasan kendaraan diperluas dan berlaku efektif di Jakarta mulai Senin (9/9/2019) kemarin. Selain menyasar 16 ruas jalan ibu kota, pembatasan itu juga diterapkan pada 28 gerbang tol di wilayah Bekasi, Bogor, Tangerang, dan Depok.

Salah satu yang diuntungkan dari kebijakan ini adalah usaha transportasi publik, khususnya yang trayeknya melewati 25 kawasan pembatasan ganjil-genap.

PT Transjakarta, misalnya, bahkan sudah mengalami kenaikan penumpang sejak uji coba diberlakukan pada pertengahan Agustus lalu. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Humas Transjakarta, Nadia Diposenjoyo, mengatakan hampir semua rute yang melalui kawasan ganjil-genap mengalami kenaikan penumpang 3,95 persen.

Kenaikan tertinggi ada di rute Bundaran Senayan-Harmoni, dengan peningkatan penumpang 8,2 persen selama masa sosialisasi.

Berpindahnya pengguna kendaraan pribadi ke Transjakarta itu, ujar Nadia, membuat perusahaannya optimistis bisa mencapai target okupansi 1 juta penumpang per-hari.

"Selain menyiapkan 48 rute pada lintasan gage (ganjil-genap), Transjakarta juga membuka berbagai rute baru agar mudah akses masyarakat ke Transportasi Masal publik dan dalam proses untuk menambah armada hingga 10.047 unit di akhir 2020," ucapnya.

Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta juga memprediksi jumlah penumpang bisa mencapai 100 ribu orang per hari setelah perluasan ganjil-genap efektif diterapkan.

Selama Juli 2019, okupansi penumpang kereta yang memiliki rute bawah tanah itu telah mencapai 93 ribu orang per hari.

Angkanya memang sempat turun jadi 88 ribu orang sepanjang Agustus karena adanya insiden blackout yang menyebabkan beberapa kereta terjebak di bawah tanah. "Ini yang bikin penumpang beralih ke transportasi lain," ucap Sekretaris Korporat MRT Muhammad Kamaludin kepada reporter Tirto.

Untuk menopang peningkatan jumlah penumpang, MRT Jakarta juga menyiapkan arena Park and Ride yang berada di dekat stasiun MRT fase I Lebak Bulus-Bundaran HI.

Salah satu fasilitas Park and Ride yang sudah siap digunakan berada di South Quarter, Fatmawati, Jakarta Selatan.

Untuk itu, PT MRT Jakarta dan PT Intiland Development Tbk telah menandatangani nota Kesepahaman (MoU) untuk pemenuhan kebutuhan areaPark and Ride dalam bentuk penyediaan, pengoperasian, dan pemeliharaan lahan sekitar 3.500 meter persegi di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

PT MRT membayar Intiland dengan skema bagi hasil atas pemakaian lahan tersebut. Adapun tarif parkir dipatok sebesar Rp5.000 per hari untuk mobil dan Rp2.000 per hari untuk sepeda motor.

Dengan daya tampung 250 mobil dan 570 motor, lahan parkir itu dapat meraup untung sebesar Rp2,39 juta per hari dan bisa mencapai Rp71,7 juta per bulan.

MRT Jakarta juga mengefektifkan area pemberhentian ojek online serta transit plaza di kawasan Lebak Bulus dan Fatmawati. Dua kawasan tersebut, Lanjut Kamaludin, paling terdampak dengan kebijakan perluasan ganjil-genap.

"Kami juga bekerja sama dengan PT Transjakarta untuk menyiapkan bus pengumpan menuju stasiun MRT terdekat," jelasnya.

Tak hanya badan usaha pemerintah, perusahaan taksi swasta PT Blue Bird Tbk juga mendapat berkah dari penerapan ganjil-genap tersebut.

Tahun lalu, ketika kebijakan itu diperpanjang usai Asian Games, pendapatan neto Blue Bird tercatat sebesar 4.218.702.000.000 atau tumbuh 0,35 di kuartal terakhir 2018. Padahal, di kuartal III, pendapatan taksi tersebut terkoreksi -0,74 persen.

Marketing Direction Blue Bird, Amelia Nasution, menyampaikan perusahaannya menyambut baik regulasi yang diterapkan pemerintah dan siap menyediakan transportasi yang mudah dijangkau.

"Blue Bird selalu menghormati dan mengikuti regulasi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia, termasuk pemberlakuan aturan ganjil genap yang bertujuan untuk mendukung kelancaran lalu lintas serta mengurangi tingkat polusi udara," tulisnya dalam pesan singkat kepada reporter Tirto.

===========

Hak Jawab dari Blue Bird

Steven Sanjaya, asisten manajer humas PT BlueBird Tbk., mengirim hak jawab atas artikel ini melalui surel ke redaksi. Isinya, meminta judul artikel dikoreksi.

Alasannya, "Kami tidak menyampaikan dan/atau menyebutkan bahwa Bluebird mendapatkan "benefit" atas pemberlakuan ketentuan ganjil-genap."

Pihaknya menulis: "Mengingat perluasan dari peraturan ganjil genap baru saja diimplementasikan, kami saat ini masih belum dapat memberikan komentar lebih jauh. Namun, Bluebird selalu berusaha memberikan layanan terbaik sehingga dapat menjadi salah satu pilihan penyedia layanan publik yang terpercaya akan aspek keamanan dan kenyamanannya."

Alasan lain, tulis Sanjaya, "pendapatan Bluebird dicapai melalui berbagai upaya dan faktor; tidak dan bukan karena satu hal atau satu faktor saja (secara khusus bukan karena pemberlakuan ketentuan "ganjil-genap")."

Pihak Blue Bired meminta redaksi mengubah judul "agar pembaca mendapat pemahaman sesuai konteks yang sebenarnya."

Jawaban redaksi:

Kami membuat judul "mendulang untung" dalam artikel ini atas pertimbangan dari membaca laporan keuangan PT Blue Bird Tbk. pada tahun 2018, sebagaimana kami telah menulisnya di atas.

Kami menerima hak jawab pihak Blue Bird, tetapi tidak menerima judul artikel diubah.

Terima kasih.

Baca juga artikel terkait GANJIL GENAP atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Rio Apinino