Menuju konten utama

5 Tradisi Makan-Makan Menyambut Puasa Ramadhan

Berikut ini beberapa tradisi makan-makan menjelang bulan puasa Ramadhan 2025 di berbagai daerah. Tradisi ini dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi.

5 Tradisi Makan-Makan Menyambut Puasa Ramadhan
Sejumlah warga menyantap makanan bersama saat tradisi Nyadran Perdamaian di Krecek, Getas, Kaloran, Temanggung, Jateng, Jumat (27/1/2023). ANTARA FOTO/Anis Efizudin.

tirto.id - Tidak lama lagi umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Indonesia yang mayoritas beragama Islam memiliki sejumlah tradisi untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Setiap daerah memiliki ragam tradisi yang berbeda sebagai ciri khas daerah.

Makan-makan menyambut puasa Ramadhan menjadi salah satu bentuk tradisi yang masih dilaksanakan oleh masyarakat. Tradisi ini rutin dilakukan di beberapa daerah, yang mana setiap daerah memiliki ciri khas dalam melangsungkan tradisi ini.

Tradisi makan bersama sebelum puasa ini mencerminkan latar belakang budaya dan agama suatu wilayah tertentu. Mengingat Indonesia memiliki keragaman budaya dan kuliner yang luar biasa, sehingga turut memengaruhi tradisi menyambut puasa Ramadhan di berbagai daerah.

Tujuan utama dari terselenggaranya kegiatan ini tidak lain sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan bermaaf-maafan antar anggota masyarakat maupun keluarga. Mempersiapkan diri secara spiritual agar siap menjalankan serangkaian ibadah puasa.

Tradisi Makan Menyambut Puasa Ramadhan

Berikut ini merupakan kumpulan tradisi makan bersama menyambut puasa Ramadhan yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia.

1. Megibung (Bali)

Megibung adalah tradisi makan bersama yang dilakukan oleh umat Muslim di Bali untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Makanan disajikan dalam wadah besar bernama gibungan, dipadukan dengan lauk-pauk yang diletakkan di atas alas karangan. Tradisi ini mengandung makna kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi sesama umat muslim.

2. Cucurak (Jawa Barat)

Cucurak adalah tradisi makan bersama yang dilakukan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat. Makanan yang disajikan antara lain: nasi liwet, tempe, ikan asin, sambal, dan lalapan. Hal yang menarik dari tradisi ini ialah makanan akan diletakkan di atas daun pisang sebagai alasnya yang masih utuh dan sudah dibersihkan.

Kemudian, setiap orang akan makan bersama-sama sambil duduk lesehan di lantai. Tradisi ini merupakan ajang syukur atas berkah yang diberikan Tuhan dan mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan tetangga.

Tradisi nyadran di desa wisata konservasi

Warga menyantap makanan bersama saat tradisi Nyadran Pepunden di areal pemakaman Desa Gunung Gempol, Jumo, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (14/2/2025).ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.

3. Malamang (Sumatera Barat)

Malamang adalah tradisi memasak lemang yang dilakukan oleh masyarakat Sumatera Barat. Lemang adalah masakan dari beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu dan dimasak. Tradisi ini kerap dilakukan untuk memperingati upacara keagamaan, termasuk menyambut bulan suci Ramadhan.

4. Meugang (Aceh)

Meugang adalah tradisi menyembelih sapi atau lembu yang dilakukan oleh masyarakat Aceh. Dagingnya kemudian dimasak dan dibagikan kepada masyarakat kurang mampu dan yatim piatu. Tradisi ini dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu dua hari sebelum puasa Ramadhan dan dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri.

5. Nyogrog (DKI Jakarta)

Nyorog adalah tradisi membagikan bingkisan makanan yang dilakukan oleh masyarakat Betawi di Jakarta. Bingkisan ini dibagikan kepada sanak saudara atau keluarga sebagai wujud penghormatan dan mempererat tali silaturahmi.

Baca juga artikel terkait TRADISI atau tulisan lainnya dari Indyra Yasmin

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Indyra Yasmin
Penulis: Indyra Yasmin
Editor: Dipna Videlia Putsanra