Menuju konten utama

Tokoh NU Jakarta Dukung Anies-Sandi Karena Al-Maidah 51

Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Jakarta Utara, KH Ali Mahfudz beralasan dukungan sejumlah tokoh NU Jakarta ke Anies-Sandi karena keduanya muslim. 

Tokoh NU Jakarta Dukung Anies-Sandi Karena Al-Maidah 51
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) bersama Ketua Umum KMNI, yang juga koordinator Relawan Agus-Silvi, Alex Asmasoebrata (kiri) dan relawan lainnya melakukan deklarasi untuk mendukung pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Jakarta, Kamis (16/2/2017). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jakarta menyatakan dukungannya ke pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada hari ini.

Setelah bertemu dengan Anies, Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Jakarta Utara, KH Ali Mahfudz menyatakan, dalam konteks kultur dan jamaah, ia mendukung pencalonan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu di Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Secara kultur, secara jamaah, saya dukung Pak Anies," kata Ali seusai mengikuti pertemuan tertutup antara Anies dengan pengurus lima PCNU di DKI Jakarta, di Jalan Lebak Bulus Dalam II, Cilandak, Jakarta Selatan pada Jumat pagi (24/2/2017).

Alasan Ali menyatakan dukungannya terhadap pasangan Anies-Sandi ialah karena masyarakat muslim di Jakarta sudah sepakat pada pemahaman bahwa Surat Al-Maidah Ayat 51 memerintahkan untuk memilih pemimpin muslim.

"Di akar rumput, umat Islam sudah sepakat bahwasannya Al-Maidah 51 itu tidak perlu ditakwil (ditafsirkan substansinya) kemana-mana. Ayat itu memang merupakan kalimat yang makrifat. Bicara soal kepemimpinan dan kekuasaan," kata Ali.

Ali juga menegaskan bahwa pemilih muslim harus mendukung calon yang memiliki latar belakang Islam. "Ketika al-Qur'an landasannya seperti itu, ya, harus diikuti."

Alasan Ali lainnya, sebagai tokoh agama dan NU Jakarta, dirinya merasa perlu mengambil sikap politik. Ali berani memutuskan demikian karena, meskipun AD/ART NU tidak memperbolehkan adanya dukungan politik yang mengatasnamakan organisasi, sebagai tokoh NU ia berhak bersikap.

"NU secara struktur harus tidak kemana-mana, tapi orang NU harus menentukan sikap. Karena secara AD/ART NU tidak boleh berafiliasi dengan partai politik manapun. Namun, orang-orang NU kan harus diarahkan kepada siapa seharusnya mereka menentukan pilihan pemimpin," kata dia.

Selain itu, Ali mengaku mendukung program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus yang diusung oleh Anies. Ia menilai program tersebut lebih berkualitas dibandingkan KJP petahana.

"Pak Anies akan menjadikan KJP itu menjadi KJP plus. Tidak hanya sekolah-sekolah negeri saja yang dibantu, melainkan sekolah swasta termasuk pesantren dan madrasah akan menjadi bagian KJP, ini yang dimaksud mungkin plusnya."

Ia menambahkan, "Sementara di Jakarta, mereka yang menengah ke bawah adalah anak-anaknya yang bersekolah di madrasah dan pesantren, dan jumlahnya cukup besar. Jadi, kalau hanya KJP saja, saya pikir itu tidak akan mewakili seluruh pelajar di DKI Jakarta."

Pernyataan Ali dikuatkan oleh Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah NU (PWNU) DKI Jakarta, KH Munahar Muhtar. Saat dihubungi Tirto, ia mengatakan, "InsyaAllah kami dukung Anies-Sandiaga."

Adapun Anies mengaku senang dengan adanya pernyataan dukungan dari Ali. Dukungan tersebut, menurut dia, merupakan sebuah bentuk amanah yang mesti dijaga.

"Kami semua bersyukur bisa berjalan bersama. Bukan untuk pemenangannya, tapi untuk mengubah Jakartanya," kata Anies.

Pertemuan Anies pengurus PCNU lima wilayah di DKI Jakarta berlangsung sejak Pukul 06.00 WIB sampai 09.15 WIB Jumat pagi hari ini. Anies menemui mereka di rumahnya secara tertutup.

Anies sudah pernah mengaku telah mendapat dukungan secara pribadi dari ketua Rais Suriyah PWNU DKI Jakarta, KH Mahfudz Asirun, saat keduanya bertemu dalam pertemuan tertutup yang diselenggarakan Forum Ulama dan Habib (FUHAB) DKI Jakarta, di Jakarta Timur pada kamis kemarin.

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Addi M Idhom