tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengaku tidak akan berusaha untuk mengubah kesepakatan yang sudah terjadi antara Badan Pemenangan Nasional (BPN), TKN, dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal bocoran pertanyaan.
TKN juga tidak akan mengusulkan format debat kembali seperti pilpres sebelumnya yang tanpa bocoran pertanyaan dari KPU.
“Kita siap saja mekanisme debat yang dibuat, semua kita serahkan dalam kesepakatan bersama," kata Juru Bicara TKN Arya Sinulingga kepada Tirto, Rabu (9/1/2019).
Politikus Partai Perindo ini yakin, apa pun format debatnya, paslon yang diusungnya akan bisa menampilkan debat yang berkualitas. Pernyataan Arya ditunjang dengan rekam jejak Jokowi yang pernah mengikuti debat di tahun-tahun sebelumnya.
“Debat ini kan bukan pertama kali diadakan di Indonesia. Pak Jokowi juga sudah berpengalaman debat, mulai dari pemilihan Wali Kota, Gubernur, sampai Presiden. Jadi nggak perlu didramatisir,” ujarnya.
KPU telah memutuskan untuk memberlakukan dua metode pertanyaan dalam debat paslon. Metode yang pertama adalah memberikan bocoran pertanyaan secara terbuka. Paslon akan diberikan sejumlah pertanyaan seminggu sebelum debat. Nantinya mereka akan diberikan beberapa di antara pertanyaan tersebut untuk dibahas dalam debat.
Salah satunya adalah metode tertutup yang memungkinkan paslon memberikan pertanyaan yang tidak diketahui oleh paslon sebelumnya. Pihak Prabowo-Sandi mengkritik pemberian bocoran pertanyaan karena menganggap debat menjadi tidak murni adu pengetahuan dan program. Namun hal ini dibantah oleh Arya.
“Yang minta pertama kali ada kisi-kisi (panduan pertanyaan) itu pihak mereka. Ngapain takut dipelintir diarahin takut debat atau apa. Yang pasti yang takut debat mereka,” kata Arya, Senin (7/1/2019) lalu.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno