Menuju konten utama

TKN Jokowi Sebut Koalisi Prabowo Kendur Akibat Bagi-Bagi Kekuasaan

"Mengelola koalisi itu harus didasarkan pada kesamaan pandangan dan kehendak yang sama dalam perjuangan politik, bukan karena semata-mata soal bagi-bagi kursi kekuasaan."

TKN Jokowi Sebut Koalisi Prabowo Kendur Akibat Bagi-Bagi Kekuasaan
Pasangan calon presiden-wakil presiden, Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan), berjalan usai pengundian nomor urut Pemilu Presiden 2019 di Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapatkan nomor urut 01, dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut 02. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/18

tirto.id - Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengomentari renggangnya soliditas koalisi Prabowo-Sandiaga yang terjadi akhir-akhir ini. Menurutnya, itu memperlihatkan pijakan politik kubu penantang selama ini hanya soal bagi-bagi kekuasaan.

"Mengelola koalisi itu harus didasarkan pada kesamaan pandangan dan kehendak yang sama dalam perjuangan politik, bukan karena semata-mata soal bagi-bagi kursi kekuasaan," kata Ace saat dihubungi, Jumat (2/11/2018).

Indikasi bagi-bagi kekuasaan itu, kata Ace, sebenarnya sudah terlihat dari sikap Demokrat yang sejak awal setengah hati mendukung Prabowo-Sandiaga lantaran pasangan itu sama-sama dari Gerindra.

Meskipun begitu, Ace menyatakan, pihaknya tak akan terlalu menyoroti kerenggangan di kubu Prabowo-Sandiaga.

"Kami akan jalan dengan strategi kami dalam memenangkan Pilpres 2019 ini. Kami semakin optimis dalam memenangkan Pilpres ini," kata Ace.

Setelah isu Demokrat bermain dua kaki, kerenggangan di kubu Prabowo-Sandiaga terjadi akibat perebutan posisi Wagub DKI Jakarta yang ditinggalkan Sandiaga Uno.

PKS masih ngotot ingin mendapatkan posisi tersebut. Sementara, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M.Taufik juga menginginkannya.

PKS menganggap posisi itu adalah bagian dari kesepakatan dengan Gerindra saat mendukung Prabowo-Sandiaga. Namun, hal ini dibantah Gerindra dan Prabowo selaku ketua umum telah menyerahkan keputusan kepada Taufik.

Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengatakan kader-kader PKS di tingkat DPW dan ranting se-Jakarta masih memegang hasil komunikasi politik antara para petinggi PKS dan Partai Gerindra yang menyatakan bahwa kursi wagub DKI adalah hak PKS.

Karena pembahasan yang alot dalam menentukan Wagub DKI, dia menyatakan mesin partai PKS untuk Pilpres 2019.
"Kekecewaan itu sudah terasa di bawah. Kalau kader pada kecewa, otomatis mesin partai pasti mati tuh karena PKS itu kan partai kader," kata Suhaimi, Selasa (30/10/2018).

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yulaika Ramadhani