tirto.id - Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Lukman Edy mengatakan, ia tidak mengerti apa alasan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto justru lebih percaya pada media sosial daripada media massa.
Menurutnya, media sosial cenderung tidak melalui pengawasan ketat antara fakta dan berita palsu.
Lukman menilai, Prabowo kecewa dengan media massa karena tidak menampilkan berita sesuai keinginannya. Namun, Lukman juga tak memahami, apa alasan Prabowo lebih percaya pada media sosial.
"Kita heran kenapa kemudian Pak Prabowo mengandalkan media sosial yang rawan terhadap fitnah dan hoaks. Kecuali memang dengan penuh kesadaran menyatakan bahwa kampanye tanpa diawasi ini menjadi sarana kampanye Pak Prabowo-Sandi," kata Lukman di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Padahal, Lukman melihat di era teknologi seperti sekarang, sarana anti hoaks adalah media arus utama. Mereka juga mempunyai pengawasan dari Dewan Pers dan berbagai lembaga lainnya.
"Sementara media sosial yang jadi andalan pihak Pak Prabowo-Sandi yang penuh dengan buzzer tidak ada yang mengawasi, karena sistem pemilu kita belum sampai ke sana. Sistem UU Pemilu No 7 tahun 2017 belum punya tangan untuk memberikan pengawasan secara langsung di media sosial kecuali cybercrime kepolisian," katanya lagi.
Dalam pidatonya, Prabowo menuding media massa atau pers telah berupaya memanipulasi demokrasi. Pemberitaan Reuni Akbar 212 menjadi contoh nyatanya.
"Hebatnya, media-media dengan nama besar dan katakan dirinya objektif, padahal justru mereka bagian dari usaha memanipulasi demokrasi. Kita bicara yang benar ya benar, yang salah ya salah, mereka mau katakan yang 11 juta hanya 15 ribu. Bahkan ada yang bilang kalau lebih dari 1.000 minta apa itu terserah dia," papar Prabowo hari Rabu (5/12/2018).
Setelah acara, dia juga menolak ditanya oleh wartawan. Menurutnya, kebebasan pers harus memberitakan apa adanya.
"Ya tapi redaksi kamu bilang enggak ada orang di situ, hanya beberapa puluh ribu, itu kan tidak objektif, enggak boleh dong," kata Prabowo.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yandri Daniel Damaledo