tirto.id - COVID-19 telah membuat manusia menjadi sangat peduli terhadap kebersihan, baik diri maupun lingkungan. Mencuci tangan dan memakai hand sanitiser pun sudah menjadi kebiasaan baru, sekarang. Saat melakukan transaksi, orang-orang pun dianjurkan untuk tidak menggunakan uang tunai. Dalam situasi pandemi, semua itu menjadi wajar.
Tentu, bukan hanya dalam situasi pandemi saja manusia dituntut untuk menerapkan pola hidup higienis. Jauh sebelum Covid-19 mendunia, sebuah penelitian yang dipimpin Ukpai Eze dari Coventry University, Inggris (2012) menunjukkan bahwa gagang pintu dan saklar lampu—terutama di tempat umum—adalah benda yang paling banyak terkontaminasi bakteri, kuman, dan virus.
Tahun lalu, studi lain dari National Sanitation Foundation (NSF), sebuah organisasi kesehatan dan keselamatan publik, menyebut 27 persen gagang pintu ‘mengandung’ kapang dan ragi . Sedangkan 14 persen gagang pintu ditempeli bakteri coliform.
Jika seseorang tidak menjaga kebersihan, baik diri sendiri (terutama tangan) maupun lingkungan, maka bakteri, kuman, dan virus yang menempel bisa masuk ke dalam tubuh, terutama lewat mulut ketika makan. Meski terlihat mudah dan ‘sepele’, memastikan bahwa tangan bersih dari bakteri, kuman, dan virus punya dampak luar biasa, yakni dapat menghindarkan kamu dari diare, radang tenggorokan, cacingan, infeksi saluran pernapasan, dan flu.
Menurut laporan Global Handwashing Partnership, mencuci tangan dengan sabun adalah cara yang paling efektif dan murah untuk menjaga kebersihan sekaligus mencegah penularan penyakit. Sayangnya, meski sebenarnya mudah, mencuci tangan dengan sabun secara rutin sering kali dianggap tidak praktis. Apalagi bagi sebagian orang, apa yang harus sering-sering dibersihkan tidak melulu tangan, namun juga wajah, meja kerja, keyboard laptop, juga handphone. Kebutuhan akan hal itulah yang menjadikan tisu basah ada.
Tisu basah—juga dikenal dengan handuk basah dan tisu bayi—adalah, sesuai namanya, tisu atau kain yang dibasahi. Barang yang satu ini biasa dipakai untuk menjaga kebersihan diri dan barang-barang lain.
Pencipta tisu basah adalah Arthur Julius, warga Amerika Serikat, seorang pekerja industri kosmetik. Pada 1957, Arthur mencoba membuat produk alat bantu pembersih tangan.Pada 1960,temuan itu dianggap selesai dan diluncurkan di Chicago. Tiga tahun kemudian, tisu basah digunakan di salah satu restoran cepat saji dan sejak itulah awareness orang terhadapnya meningkat.
Meski lebih praktis ketimbang mencuci tangan dengan sabun, efektivitas penggunaan tisu basah tidak bisa dipandang sebelah mata. Tisu basah berkualitas biasanya punya kandungan yang serupa dengan sabun.
“Hampir setiap cairan dipakai untuk pembersihan. Kamu biasanya butuh aplikator. Nah, dengan merancang aplikator yang tepat, kamu bisa meningkatkan kinerja dari suatu produk. Inilah inovasinya: menciptakan cara yang sangat efisien untuk memasukkan cairan itu ke tangan,” kata Robert Julius, anak sang penemu tisu basah.
Menurut Robert, aplikator yang tepat mesti didukung oleh bahan-bahan yang tepat pula. Sebab itu, kuncinya, “Lembut, mengandung cairan dalam jumlah yang pas, bisa membersihkan dengan baik, berbau harum, dan tidak mengandung bahan kimia yang keras,” lanjutnya, menjelaskan soal temuan ayahnya tersebut.
Tisu Basah Antiseptik Efektif Membunuh Virus
Kabar baik, tisu basah antiseptic bukan hanya bisa membunuh bakteri dan kuman, melainkan juga virus, termasuk coronavirus. Namun, jangan berasumsi bahwa semua tisu basah bisa membunuh virus korona. ”Ada label yang memberi tahu kamu kuman apa yang dapat dibasmi oleh tisu basah antiseptik,” kata Carla McWilliams, spesialis penyakit menular.
“Cari virus korona pada label. Ada ratusan disinfektan yang terdaftar di EPA (United States Environmental Protection Agency) yang bisa membunuh virus korona. Jangan khawatir tentang satu bahan atau merek tertentu. Baca saja labelnya,” lanjutnya.
Dari semua merek tisu basah, Wetties Antiseptic Wipes adalah salah satu produk yang bisa membunuh virus. National Environment Agency (NEA) menyebut bahwa Wetties Antiseptic Wipes mengandung benzalkonium chloride (0,05 persen) yang bisa menjadi disinfektan untuk COVID-19.
Senada dengan itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengklaim Wetties 99,9 persen efektif membunuh kuman dan virus di dalam dan di luar tubuh.
Penggunaan Wetties Antiseptic Wipes untuk menjaga kebersihan bakal lebih praktis sebab bisa diterapkan kapan saja dan untuk apa saja, terutama untuk membersihkan benda-benda yang sering kali disentuh orang banyak: gagang pintu, saklar lampu, keyboard laptop atau komputer, tombol lift, serta berbagai benda di tempat maupun transportasi umum. Saat berada jauh dari air, Wetties Antiseptic Wipes bisa sangat diandalkan.
Singkatnya, dalam situasi normal baru seperti sekarang, Wetties Antiseptic Wipes adalah solusi mujarab untuk meningkatkan pertahanan diri dari serangan berbagai musuh yang tak kelihatan: bakteri, kuman, dan virus.
Sebab menjaga kebersihan itu penting bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar--jangan lupa untuk selalu menggunakan masker, mencuci tangan saat situasi memungkinkan, dan jaga jarak tiap kali bertemu orang lain-- selalu siapkan Wetties Antiseptic Wipes sebagai “amunisi” baru hari-harimu.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis