Selain itu dengan membawakan bekal sekolah untuk anak, orang tua bisa lebih memastikan asupan gizi yang didapat anak selama sekolah.
Bahkan, tak sedikit sekolah yang saat ini mulai menerapkan aturan dan mengharuskan anak-anak untuk membawa bekal ke sekolah dan melarang mereka jajan sembarangan.
Pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Anna Vipta Resti Mauludyani, SP, M.Gizi membagikan beberapa tips atau kiat saat menyiapkan bekal sekolah anak, di antaranya,
1. Jangan lupakan sarapan meski sudah membawa bekal.
Menurut Anna, bekal bukanlah pengganti sarapan pada anak, sehingga sebaiknya sarapan tetap harus dilakukan di rumah sebelum anak berangkat ke sekolah.
Dilansir dari laman Webmd, selama bertahun-tahun, para ahli nutrisi mengatakan bahwa sarapan yang sehat adalah kunci awal untuk memulai hari.
Jessica Crandall, seorang ahli diet berlisensi dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics mengatakan bahwa sarapan tak hanya sekadar soal makan tetapi juga tentang memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh kita.
"Sering kali, orang berpikir mereka tahu tentang nutrisi karena mereka makan, tetapi Anda membutuhkan banyak ilmu pengetahuan dan penelitian untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan tubuh kita," katanya.
Penelitian menunjukkan bahwa ada alasan bagus untuk sarapan, misalnya asupan karbohidrat saat sarapan yang akan memberi energi pada tubuh dan otak Anda seperti bahan bakar yang dibutuhkan untuk memulai hari dengan baik. Lalu, protein saat sarapan yang akan memberi Anda daya tahan dan membantu Anda merasa kenyang sampai makan berikutnya.
2. Pastikan porsi bekal sesuai kebutuhan anak.
Anna menjelaskan, konsep bekal sebetulnya merupakan makanan untuk selingan sehingga sebaiknya orang tua jangan menyiapkan bekal dalam porsi penuh atau besar.
“Saya ingin kasih tips buat ayah bunda yang akan menyiapkan bekal untuk anaknya. Siapkan saja dengan porsi kecil. Kembali lagi bekal adalah snack (selingan), jadi anggapannya bekal adalah snack. Seperti halnya snack, tidak terlalu banyak (porsinya),” kata Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB itu, seperti dilansir dari Antara.
Dengan memahami bahwa bekal sebagai makanan selingan, Anna menjelaskan porsi yang disajikan dalam bekal hanya 10 persen dari total kebutuhan kalori anak dalam sehari. Sebagai contoh, anak memiliki total kebutuhan kalori sebanyak 1.400 kkal, dengan demikian porsi bekal hanya mencakup 140 kkal saja.
“140 kkal sebanyak apa, sih? Mungkin kalau kita bayangkan pakai nasi, kalau nasi itu kira-kira hanya setengah centong sebelum ditambah lauk-pauk, sayur, dan buah. Dengan setengah centong nasi saja itu sudah cukup sebetulnya, jadi tidak perlu sampai memenuhi tempat bekal,” kata Anna.
Dengan porsi kecil dan sesuai dengan kebutuhan anak, Anna mengatakan anak-anak akan merasa menikmati bekal yang mereka bawa dan bukan malah terpaksa untuk menghabiskan karena porsi berlebih.
Namun, kembali lagi bahwa pada sadarnya setiap anak tentu memiliki porsi makannya sendiri dan berbeda-beda, sehingga penting bagi Anda untuk mengetahui porsi makan ideal yang sesuai dengan kebutuhan anak agar tak terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Anda juga bisa mengkomunikasikan soal porsi bekal makan ini dengan anak Anda, kira-kira seberapa banyak porsi bekal yang anak Anda inginkan pada hari tersebut dan apa saja aktivitas anak pada hari itu.
Sebab jika anak Anda memiliki banyak aktivitas di sekolah dan pulang hingga sore hari tentu porsi bekalnya harus disesuaikan dan sedikit lebih banyak. Bahkan bisa saja bekalnya tak hanya dalam bentuk nasi atau karbohidrat lainnya tetapi ada tambahan snack selain bekal utama.
3. Pastikan gizi yang seimbang di setiap bekal anak.
Anna menjelaskan, sebaiknya saat Anda membawakan bekal untuk anak sekolah, pastikan bekal tersebut mengandung gizi yang seimbang. Artinya jangan membawakan hanya terlalu banyak karbohidrat dan kurang protein hingga sayuran.
Selain itu pastikan bekal yang anak Anda bawa ke sekolah adalah makanan sehat dan bukan hanya sekadar jajanan yang tak ada nilai gizinya.
4. Buat bekal dengan tampilan yang menarik
Selain porsi, orang tua juga disarankan untuk membuat bekal dengan tampilan menarik dengan cara mempertimbangkan pemilihan warna makanan. Anna mengingatkan, warna menarik bukanlah warna yang mencolok dan warna menarik ini bisa didapatkan dari bahan makanan alami seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Kemudian, orang tua dianjurkan untuk menyiapkan tempat bekal yang juga menarik bagi anak-anak. Dengan begitu, menurut Anna, mereka akan merasa semangat dan menambah rasa kepercayaan diri untuk memakan bekal yang dibawa.
“Kita bisa berguru sama makanan atau bento-bento yang dari Jepang. Jadi kita bisa menambah variasi nasi tidak hanya dibiarkan begitu saja, bisa dibuat bulat-bulat, ada cetakan segitiga,” ujar dia.
5. Modifikasi bekal anak
Anna mengatakan biasanya banyak orang tua yang menemui masalah pada anak mereka yang tidak menyukai makan sayur-sayuran. Mengenai hal ini, orang tua dapat menyiasatinya dengan memilih jenis sayur yang memang disukai anak terlebih dahulu sambil memperkenalkan sayuran yang lain.
Orang tua juga dapat melakukan modifikasi pengolahan sayuran yang disukai anak seperti memasukkan sayur ke dalam nugget, risol, atau pangan olahan lain. Dengan cara ini diharapkan dapat mengatasi bekal sayur yang biasanya tidak dimakan oleh anak.
“Itu bisa kita lakukan juga. Kalau dia tidak suka (sayur) itu benar-benar tidak dimakan, jangan sampai seperti itu. Tapi kalau seandainya olahannya sudah menarik dan dia suka suka makanan olahannya dari sayur tersebut, nanti dia akan makan,” kata Anna.