Menuju konten utama

Tips Mengembangkan UMKM: dari Inovasi Hingga Mutu Produk

UMKM memerlukan dukungan dalam pengembangan bisnis agar mampu terus bertahan dan meningkatkan penjualan.

Tips Mengembangkan UMKM: dari Inovasi Hingga Mutu Produk
Pengunjung melihat koleksi batu sarang tawon asal Sarolangun saat Pemeran Produk UMKM di halaman Kantor Gubernur Jambi, Jambi, Kamis (6/1/2022). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan.

tirto.id - Kehadiran usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) membawa pengaruh besar dalam perekonomian Indonesia. Mengutip laman BKPM, data dari Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan jumlah UMKM di negeri ini sudah menembus 64,19 juta.

Kontribusi UMKM pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp 8.573,89 triliun atau setara 61,7 persen pada tahun 2020.

Peran UMKM untuk meningkatkan taraf hidup juga sangat besar. UMKM telah menyerap setidaknya 97 persen dari total tenaga kerja di tahun 2020. Di samping itu, 60,4 persen total investasi yang ada di Indonesia berputar di sektor UMKM.

UMKM tidak bisa dipandang remeh keberadaannya. Kontribusinya sudah menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia. Serapan kredit yang digulirkan kepada UMKM di tahun 2018 kurang lebih mencapai Rp 1 triliun.

Oleh sebab itu, UMKM perlu mendapatkan dukungan serius untuk terus berkembang. Dukungan bukan hanya dari sisi permodalan dan kemudahan untuk berbisnis, namun perlu pula dilakukan dari sisi manajemen sampai kemampuan dari pelakunya.

Tips Mengembangkan UMKM

Pengembangan UMKM tetap menuntut pelaku usahanya agar senantiasa memiliki tekad untuk terus maju. Dengan tekad kuat akan mendorong untuk berani melakukan serangkaian kreativitas demi berkembangnya usaha. Berikut ini berbagai tips yang dapat dilakukan untuk mengembangkan UMKM:

1. Pelaku UMKM mesti memiliki jiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan diperlukan dalam memimpin, merencanakan, mengatur, sampai menjalankan usaha.

2. Pelaku UMKM harus belajar mengenai manajemen. Mengutip laman OPOP Jawa Barat, penguasaan manajemen membantu dalam pengoptimalan sumber daya dalam bisnis dan meminimalkan risiko kerugian.

3. Pelaku UMKM perlu melakukan marketing dan branding. Keduanya diperlukan dalam tumbuh kembang sebuah bisnis baik masih skala kecil sampai skala besar. Dengan melakukan branding dan marketing, maka nama perusahaan dan produknya menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas.

4. Pelaku UMKM harus beradaptasi dengan perubahan pasar. Pasar yang luas akan muncul banyak tantangan yang perlu disiasati oleh pelaku usaha. Kenali hambatan dan peluang yang muncul agar dapat diambil keputusan tepat untuk bertindak.

5. Selalu lakukan inovasi. Hanya mengandalkan untuk membuat satu produk akan membuat target pasar jenuh. Dengan melakukan inovasi, maka produk yang ditawarkan memiliki banyak pilihan untuk konsumen.

6. Tempatkan lokasi usaha setelah melakukan survey dan observasi. Penentuan lokasi tempat usaha, seperti cabang, memerlukan analisis yang tepat agar dapat dicapai penjualan tinggi dengan melihat potensinya.

7. Mengikuti kegiatan pameran dan festival. Mengutip laman Koperasi Kabupaten Kulon progo, pameran dan festival menjadi kegiatan pemasaran yang terjangkau dan memiliki beragam manfaat. Selain mengenalkan perusahaan dan produk, pelaku UMKM dapat pula mengenali vendor-vendor baru, kompetitor bisnis, hingga calon konsumen baru.

8. Membangun relasi sesama pengusaha. Pelaku usaha tetap harus menjalin relasi dengan banyak pengusaha. Banyaknya relasi mempermudah membuka peluang baru hingga memperluas jangkauan wilayah bisnis.

9. Meningkatkan mutu produk. Setiap produk yang dihasilkan UMKM bisa jadi membuat konsumen kurang berkenan. Oleh sebab itu, jangan pernah anti terhadap kritik demi memperbaiki kualitas produk hingga layanan.

Baca juga artikel terkait UMKM atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Bisnis
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dipna Videlia Putsanra