Menuju konten utama

Tips dan Trik Bercinta dan Vakansi di Luar Angkasa

Dalam beberapa tahun terakhir pariwisata luar angkasa, baik orbital maupun suborbital menjadi bagian penting dari industri antariksa. Ini cabang industri kedirgantaraan yang semakin banyak dilirik orang-orang kaya baru, dan potensinya dianggap cerah di masa depan. Kelak Bulan, Mars, dan seluruh benda di tata surya seperti kota tetangga.

Tips dan Trik Bercinta dan Vakansi di Luar Angkasa
(ilustrasi) astronot melakukan pekerjaan pada stasiun ruang angkasa. [foto/shutterstock]

tirto.id - "Di mana tempat fantasi Anda untuk begituan?"

"Di ranjang orang tuaku," jawab seorang wanita Afrika-Amerika, sedikit malu-malu.

"Saya tahu ini terdengar gila, tapi, di roller coaster," kata seorang pria kulit putih berjanggut dan berkumis lebat berambut belah pinggir klimis berkaos leher-v warna ungu bercelana jins hitam dengan raut wajah semeyakinkan bintang iklan produk jadul.

"Di ruangan kantor bosku," kata seorang pemuda tanggung yang terlihat kurang percaya diri sambil mengangguk-angguk dan mengangguk-angguk lagi dan lagi.

Eva Lovia dan Johny Sins bertukar pandang, sebagai tanda untuk bersuara bersama: "Di luar angkasa!"

Eva mengenakan gaun pink mini berdada rendah, Jonhny berpakaian kasual dengan kaos bertuliskan "Sins" yang merupakakan nama belakangnya dan barangkali juga untuk mengingatkan penontonnya akan "dosa-dosa". Keduanya adalah bintang porno papan atas dari negeri Paman Sam.

Di video berdurasi 3 menit 26 detik yang diunggah 11 Juni 2015 itu, mereka tampil untuk mengampanyekan program terbaru Pornhub: Sexploration. Ini merupakan sebuah misi bergabung bersama Neil Armstrong dan Yuri Gagarin sebagai pionir, pencetak sejarah, menafikan gravitasi, menerobos batas-batas, demi memfilmkan adegan seks pertama di luar angkasa sungguhan—bukan semata di studio sepeti pembuatan film Gravity (2013), Interstellar (2014), dan The Martian (2015).

Untuk keberhasilan kampanyenya, Pornhub, salah satu situs porno terbesar di internet saat ini, merilis video itu untuk menggalang dana. Dalam pernyataan mereka di situs crowd funding Indiegogo, Pornhub menyebut angka yang mereka butuhkan untuk latihan kru, konsultasi dengan tim spesialis, dan membeli berbagai kebutuhan syuting sebesar $3,4 juta.

Penggalangan dana ini ditutup pada 10 Agustus 2015. Hingga batas waktu yang ditentukan, donasi yang terkumpul hanya $236.086, tidak sampai sepertigabelas dari target. Misi Pornhub gagal. Untuk mengikuti jejak para petualang memang tidak mudah apalagi murah.

Pariwisata Antariksa

Pada 28 April 2001, empat puluh tahun setelah Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang berkelana di luar angkasa, Dennis Tito menjadi turis pertama yang berlibur di luar angkasa.

"Saya tidak peduli apakah saya orang pertama, kelima puluh, atau kelima ratus. Saya hanya ingin pergi ke sana," kata Dennis Tito.

Dennis menjadi miliuner karena bisnisnya di bidang investasi. Tapi di masa mudanya, ia pernah bekerja sebagai teknisi di Laboratorium Pesawat Luar Angkasa milik NASA. Sejak kecil, ia memang telah menaruh minat yang besar terhadap segala yang berbau angkasa luar. "Impian saya adalah terbang ke luar angkasa sebelum mati," kata Dennis. "Cita-cita itu muncul di kepala saya kira-kira waktu Yuri Gagarin terbang."

Untuk mewujudkan keinginannya, Dennis harus menguras tidak sedikit kekayaannya. Jangan kaget, biaya yang harus dikeluarkannya $20 juta, atau kira-kira Rp266,7 miliar.

Meski harus membayar mahal, Dennis telah menuliskan sejarah atas namanya sendiri. Meski mendapat banyak protes dari banyak orang di Amerika, ia berhasil meraih cita-citanya sebelum maut memanggil. Protes itu memaksa Dennis tidak menyetorkan uangnya kepada NASA, melainkan kepada Roscosmos milik Rusia. Jika penerbangan komersial ke luar angkasa harus punya tanggal lahir agar kelak diperingati harinya, tanggal terbang Dennis Tito bersama Soyus TM-32 adalah kandidat pertama.

"Industri penerbangan luar angkasa oleh pihak swasta dimulai sejak penerbangan Dennis," kata Tom Shelley, Presiden Space Adventures, perusahaan yang berbasis di Virginia dan menjadi makelar misi delapan hari Dennis dengan Roscosmos. "Perjalanan Dennis itu tonggak nyata pertama yang menunjukkan kepada banyak orang bahwa ada pasar orang biasa (bukan astronot) yang ingin pergi ke luar angkasa."

Tito akhirnya mengorbit, menghabiskan waktu sekitar 7 hari 22 jam 4 menit di luar angkasa, mengelilingi bumi sebanyak 128 kali, dan mendarat di Kazakhstan pada 6 Mei 2001. Perjalanannya kemudian menginspirasi berbagai investasi luar angkasa milik swasta.

"Saya pikir Richard Branson (Virgin Galactic) dan Jeff Bezos (Blue Origin) dan bahkan Elon Musk (SpaceX) tidak akan berada di industri ini jika bukan karena yang Dennis lakukan," kata Tom Shelley.

Sejak 2001, Tom dan perusahannya telah menerbangkan tujuh orang untuk berlibur di luar angkasa. Mereka, para turis luar angkasa itu, masing-masing membayar antara $20 juta hingga $40 juta, totalnya mencapai $204 juta. Orang terakhir yang menikmati perjalanan itu adalah Guy Laliberte, pendiri perusahaan entertainmen Canadian Cirque de Soleil, pada September 2009. Space Adventures, perusahaan milik Tom Shelley yang memberi layanan ini, belum dapat pelangggan lagi.

Maka tak heran hingga saat ini, di mata banyak orang, pariwisata luar angkasa berarti orang yang super-duper kaya menghambur-hamburkan uangnya untuk naik roket Rusia dalam perjalanan yang relatif singkat menuju Stasiun Antariksa Internasional. Di Amerika Serikat sendiri, tempat kebanyakan para turis antariksa berasal, kegiatan ini banyak dikiritik. Selain penghambur-hamburan uang, penerbangan swasta ini dianggap akan melemahkan NASA dan berdampak buruk bagi perubahan iklim dunia.

Industri Antariksa

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata luar angkasa, baik orbital maupun suborbital, telah menjadi bagian penting dari industri antariksa. Ini cabang industri kedirgantaraan yang justru semakin banyak dilirik orang-orang kaya baru, dan potensinya dianggap cerah di masa depan.

Sosok seperti Jeff Bezos, bos raksasa e-commerce Amazon, dan Elon Musk, bos perusahaan mobil elektronik Tesla, mulai merambah ke bisnis ini. Jika seratus tahun yang lalu para mogul seperti John D. Rockefeller dan Andrew Carnegie menghabiskan uang mereka untuk pembangunan kampus dan perpustakaan, para mogul hari ini berambisi mendorong umat manusia untuk semakin mengenali tata surya dengan biaya murah.

Sementara, penerbangan roket suborbital sebentar lagi akan segera tersedia layanannya. Penerbangan ini adalah penerbangan singkat selama beberapa jam tanpa sampai ke orbit luar angkasa, tetapi para turis itu tetap akan mengalami sensasi tanpa gravitasi dan melihat bumi dari pinggir antariksa—pemandangan yang konon paling indah dan menakjubkan bagi merka yang pernah melihatnya, dan tentu saja akan sangat keren kalau dibagikan di Instagram. Layanan ini telah ditawarkan Virgin Galactic, anak perusahaan Grup Virgin milik Richard Branson.

Untuk penerbangan suborbital, Virgin Galactic mematok harga yang relatif murah $250.000—hanya seperdelapanpuluh dari harga perjalanan yang ditawarkan Space Adventures. Lebih dari 700 orang dilaporkan telah memesan tiketnya, termasuk para bintang Hollywood seperti Angelina Jolie, Brad Pitt dan Leonardo DiCaprio.

Seiring pertumbuhan pariwisata antariksa, pengalaman berlibur ke luar angkasa diperkirakan akan terjangkau oleh kelas menengah atas dari seluruh dunia. Jika sampai sekarang masih kurang dari enam ratus manusia yang pernah terbang ke luar angkasa, dalam waktu dekat jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis.

Ketika suatu saat nanti jutaan orang biasa punya teman atau relasi yang pernah pergi ke luar angkasa, akankah kita melihat ke luar ke ruang angkasa dengan kekaguman yang sama seperti hari ini? Ketika kelak kita akan menganggap bulan, Mars, dan seluruh benda di tata surya seperti halnya kota tetangga, Pornhub tentu saja tak perlu lagi menggalang dana untuk pergi ke sana.

Bagaimana, berminat vakansi ke luar angkasa?

Baca juga artikel terkait LUAR ANGKASA atau tulisan lainnya dari Arlian Buana

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Arlian Buana
Penulis: Arlian Buana
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti