tirto.id - Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) bakal melaporkan sejumlah kecurangan yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta 2024 ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Selasa (2/12/2024).
Sekretaris Tim Pemenangan RIDO, Basri Baco, berujar bahwa salah satu bentuk kecurangan yang mereka dapati adalah masuknya masyarakat Jakarta yang sudah meninggal dalam daftar pemilih tetap (DPT).
"Masih banyak ternyata di dalam DPT tersebut dan keluar surat panggilan undangan C6-nya, [padahal] orang-orang yang sudah meninggal. Bukan 1-2 hari, bukan 1-2 minggu, bukan 1-2 bulan, bahkan [meninggal] 1, 2, 3 tahun. Ini hampir berlaku di semua TPS," ucapnya di kantor DPD Golkar DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).
Kemudian, Baco mengatakan bahwa banyak warga yang tidak menerima undangan untuk mencoblos. Menurut dia, hal ini menjadi penyebab rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Banyak pula warga yang tak menerima undangan pencoblosan karena undangan itu dibagikan KPPS. Padahal, KPPS tidak mengenal warga seperti halnya perangkat RT atau RW.
"KPPS yang tidak terlalu paham mengenai orang-orang yang nyoblos di TPS tersebut ditambah lagi kuotanya yang dari 300 [orang] menjadi 600 [orang], membuat KPPS kewalahan, membuat KPPS kewalahan menyebarkan atau menyampaikan atau mengantarkan formulir C6 tersebut," sebut Baco.
Oleh karena itu, Baco bersama Tim Pemenangan RIDO akan melaporkan kecurangan Pilkada Jakarata 2024 ke DKPP besok. Selain itu, Tim RIDO juga akan meminta KPU DKI Jakarta menggelar pemungutan suara ulang (PSU) di TPS yang banyak terjadi pelanggaran.
"Akan kami laporkan kepada DKPP lagi dan kami menuntut kepada KPU untuk melakukan PSU di semua TPS yang di dalamnya banyak warga yang tidak dapat undangan, padahal warga tersebut ada di dalam DPT yang dikeluarkan oleh KPU. Walaupun, DPT itu juga ternyata tidak akurat," tutur politisi Golkar tersebut.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fadrik Aziz Firdausi