Menuju konten utama

Tim Penyelidik Menemukan Keterlibatan Rusia dalam Jatuhnya MH17

Penyelidik menemukan bahwa salah seorang pembantu presiden Rusia, Vladimir Putin melakukan kontak dengan para pemimpin pemberontakan, dalam kasus jatuhnya MH17

Tim Penyelidik Menemukan Keterlibatan Rusia dalam Jatuhnya MH17
Seorang pria berjalan di antara puing-puing di lokasi kecelakaan sebuah pesawat penumpang di dekat desa Hrabove, Ukraina. Dmitry Lovetsky/AP

tirto.id - Dalam penyelidikan internasional tentang batalnya penerbangan Malaysia Airlines MH17, ditemukan bahwa pemimpin Rusia yang merujuk kelompok separatis di Ukraina timur terkait dengan sabotase tersebut.

Penyelidik menemukan bahwa salah seorang pembantu presiden Rusia, Vladimir Putin melakukan kontak dengan para pemimpin pemberontakan secara teratur, BBC melansir.

Akan tetapi, Rusia menyangkal hasil temuan tersebut. Maria Zakharova, seorang juru bicara menyatakan penyelidik internasional tersebut memanipulasi penyelidikan.

"Mereka menerbitkan beberapa materi, yang ternyata palsu, sedangkan bagian lain tidak dikonfirmasi," katanya.

Saat ini, penyelidik telah mendakwa empat orang, termasuk seorang kepala pertahanan separatis. Para tersangka akan diadili, yang kemungkinan in absentia, pada April 2020 mendatang.

Tim penyelidik tersebut adalah The Dutch-lead Joint Investigation (JIT) yang berbasis di Belanda. Mereka menyatakan bahwa serangan tidak berhubungan secara langsung dengan Rusia, namun lebih mengindikasikan bahwa ada "panggilan telepon yang dicegat" yang merujuk pada dua dari empat tersangka yang dituduh membunuh para penumpang dan awak pesawat.

Penyelidik menyadap telepon antara terduga tersangka dan adanya hubungan antara Moskow dan pemberontak pro-Rusia yang dituduh menembak jatuh pesawat itu "jauh lebih dekat" dari yang diperkirakan.

Sebagian besar panggilan dilakukan lewat saluran telepon dengan keamanan ketat oleh pasukan keamanan Rusia.

"Indikasi untuk hubungan dekat antara para pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang diproklamirkan sendiri dan pejabat pemerintah Rusia menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan keterlibatan mereka dalam peluncuran rudal yang menjatuhkan MH17 pada 17 Juli 2014," kata JIT, sebagaimana diwartakan Aljazeera.

Pada Juni lalu, JIT menuduh tiga orang Rusia dan seorang Ukraina dengan alasan pembunuhan. Terduga tersangka adalah Igor Girkin, mantan anggota intelijen Rusia, Sergei Dubinsky, Oleg Pulatov, dan Leonid Kharchenko, yang juga diketahui sebagai pimpinan DPR.

Andy Krag, kepala polisi dari Divisi Investigasi Kriminal Belanda mengatakan bahwa ikatan antara pemerintah Rusia dan pemimpin DPR menjadi makin erat daripada yang diperkirakan selama ini.

Tim penyelidik juga menemukan bahwa misil yang ditembakkan ke MH17 berasal dari markas militer Kursk, Rusia, tak jauh dari perbatasan Ukraina. Donetsk sendiri dianggap sebagai organisasi militan pemberontak independen.

JIT merilis penyadapan telepon di lama resmi mereka dan memohon agar para saksi tampil ke depan untuk menggenjot persidangan. Tim penyelidik juga menampilkan serangkaian nomor telepon, dan meminta saksi untuk membantu mengidentifikasi penelepon.

Bukti lainnya yang didapat JIT adalah rekaman audio dan foto-foto dari media sosial dan media massa untuk memetakan perpindahan sistem rudal dari Rusia dan Ukraina dan kembali.

Dari peristiwa jatuhnya MH17 pada 17 Juli 2014 lalu menewaskan 298 orang di dalam pesawat, dengan 193 warga negara Belanda, bersama dengan 43 orang Malaysia, dan 27 warga Australia, Guardian melaporkan.

Baca juga artikel terkait MALAYSIA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Politik
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yulaika Ramadhani