Menuju konten utama

Tim Anies-Sandi Tuding Djarot Lakukan Kampanye Terselubung

Kubu Anies-Sandiaga membantah pernyataan yang menuding Anies telah melakukan nepotisme saat masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, pihaknya juga menduga bahwa calon sekaligus Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat telah melakukan kampanye terselubung.

Tim Anies-Sandi Tuding Djarot Lakukan Kampanye Terselubung
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Nomor Urut Dua, Djarot Saiful Hidayat (kiri) bersama istri, Happy Farida (kanan) memasukkan surat suara saat menggunakan hak pilih di TPS 8, Kuningan, Jakarta, Rabu (15/2). Pemilihan Gubernur DKI Jakarta diikuti tiga pasang calon, salah satunya pasangan calon nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Tim sukses calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno menggelar konferensi pers di Posko Anies-Sandiaga, Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2017) terkait adanya dugaan kampanye terselubung yang dilakukan oleh calon sekaligus Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat.

Kampanye terselubung yang dimaksud adalah foto Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat yang mengenakan pakaian dinas bersama sekerumunan warga dan beberapa orang menggunakan baju kotak-kotak di depan kantor Kelurahan Utan Kayu Selatan 27 Februari kemarin, menurut Wakil Ketua Timses Anies-Sandiaga, M. Taufik, foto itu adalah bukti kampanye terselubung yang dilakukan Djarot.

"Itu warga mengangkat dua jari dan ada juga yang memakai baju kotak-kotak," kata M. Taufik, di Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat.

Taufik menyayangkan adanya foto yang mengindikasikan kampanye terselubung tersebut. Menurutnya, hal itu menodai jalannya Pilkada DKI yang demokratis dan bersih. "Oleh karena itu kami mengharap Pak Wagub [Djarot] tidak menodai demokrasi," kata dia.

Ia juga menyampaikan bahwa kampanye terselubung semacam itu sangat mungkin dilakukan selama petahana tidak melakukan cuti. "Undang-undang sudah mengatur cuti untuk menghindari hal demikian," kata dia.

"Inilah karena petahana berat melepaskan jabatannya selama pilkada," sambung Taufik.

Untuk itu, Taufik meminta petahana, terutama Djarot untuk tidak kembali melakukan hal tersebut.

Sementara soal fitnah yang ditujukan kepada Anies Baswedan, yakni terkait dengan pesan Whatsapp yang menyebutkan bahwa Anies telah melakukan nepotisme, seperti mengangkat pejabat ekselon 1 yang notabene adalah kawan-kawannya, saat Anies masih menjabat sebagai Mendikbud. Selain itu, Anies juga dikabarkan membawa 60 staf ahli dari luar dan memberikan proyek kepada adiknya untuk merenovasi kantin mendikbud.

Terkait dengan itu, Arifin Djauhari, tim hukum Anies-Sandiaga, menyebut telah mendapatkan klarifikasi dari sumber utama yang melakukan fitnah itu. "Sudah ada surat pernyataan dan meminta maaf dari sumber utama yang bersangkutan," kata dia di Cicurug.

Sumber yang dimaksud oleh Arifin, adalah salah satu oknum auditor di kemendikbud. "Yang bersangkutan juga sudah meminta maaf ke kemendikbud," kata Arifin.

Arifin juga menyatakan bila yang bersangkutan telah mengaku tidak bertanggung jawab atas fitnah tersebut. "Ini mengindikasikan ada pihak lain yang menyebarkan," katanya.

Untuk itu, Arifin mengaku tidak akan meneruskan kasus ini ke ranah hukum karena yang bersangkutan sudah meminta maaf. Namun, dirinya tetap menegaskan bahwa kasus yang lain akan tetap diproses. Termasuk dugaan kampanye terselubung yang akan dilaporkan ke Bawaslu.

"Kali ini kami case close, tapi untuk kasus yang lain nantinya akan kami proses. Untuk itu, kami harap pihak-pihak yang suka menyebar keresahan harus berhenti," katanya.

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto