tirto.id - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kini tengah dirundung tagar media sosial yang meminta ia dipecat. Tagar itu disebut muncul saat isu mahalnya tiket pesawat mulai kembali menjadi perhatian publik jelang lebaran.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira mengatakan, masyarakat mengeluhkan pembiaran mahalnya harga tiket yang selama ini dilakukan pemerintah.
Namun, sebagai alasan pembiaran itu, pemerintah diduga ingin mengalihkan penggunaan transportasi dari udara ke darat terutama Tol Trans Jawa dan Sumatera yang belakangan juga sepi karena tarif yang mahal.
“Masyarakat menduga pemerintah sengaja melakukan pembiaran harga tiket pesawat yang mahal untuk mengalihkan moda transportasi ke tol Trans Jawa dan Sumatera yang masih sepi,” kata Bhima saat dihubungi reporter Tirto pada Rabu (8/5/2019).
Bhima mengatakan, dugaan ini menjadi semakin kuat karena dalam beberapa waktu ke belakang, sejumlah besar proyek infrastruktur transportasi memang dibangun.
Namun, tidak sedikit yang menemui masalah saat dioperasikan seperti sepi pengguna atau pengunjung. Misalnya bandara-bandara baru yang dibangun.
Alhasil pemerintah, katanya, tampak menemui kendala dalam memastikan infrastruktur transportasi yang dibangun tetap digunakan masyarakat. Pada saat jelang lebaran ini, Bhima menduga pilihan pemerintah jatuh pada infrastruktur transportasi darat berupa jalan tol.
Bila dibandingkan biaya pembangunan jalan tol memang lebih mahal yaitu mencapai Rp67,94 triliun untuk Pejagan-Pasuruan.
Tetapi, bagi bandara seperti Kertajati, Jawa Barat membutuhkan sekitar Rp2,6 triliun atau Bandara Internasional Yogyakarta yang ditaksir membutuhkan Rp9 triliun.
“Apalagi jelang mudik lebaran kalau tiket masih mahal, orang pasti akan beralih ke tol,” tukas Bhima.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno