tirto.id - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta bantuan menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution untuk mengintervensi harga tiket pesawat yang mahal. Hal ini agar harga tiket pesawat bisa turun menjelang Lebaran 2019.
Namun, pengamat penerbangan sekaligus Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie menilai sikap Budi Karya soal harga tiket pesawat itu mengundang pertanyaan. Sebab, dia menilai maskapai-maskapai penerbangan tidak melanggar ketentuan Kemenhub mengenai penetapan harga tiket pesawat.
Alvin mengatakan bila pemerintah menilai harga tiket terlampau tinggi seharusnya merevisi aturan dengan menurunkan batas atas tarif angkutan udara.
Apalagi, dia mencatat, dari segi harga tiket per penumpang per mil, tarif yang saat ini berlaku di Indonesia hanya kalah murah dibanding Australia, untuk konteks wilayah Asia Pasifik.
“Saya heran Menteri Perhubungan kok ribut soal harga tiket. Kan sekarang gak ada yang melanggar. Ya sudah biarin saja, kenapa ribut?” Kata Alvin saat dihubungi Tirto pada Jumat (26/4/2019).
Menurut Alvin, daripada mengurusi harga tiket pesawat, Menhub Budi Karya sebaiknya mencurahkan perhatiannya terhadap masalah perencanaan bandara yang keliru.
Alvin menyoroti bandara-bandara baru, yang saat ini telah beroperasi, tetapi memiliki jumlah penumpang yang sedikit atau masih jauh dari target.
Dia mencontohkan bandara di Banyuwangi yang semula memiliki penerbangan setidaknya tiga kali dalam seminggu, kini malah menjadi satu kali dalam seminggu.
Lalu, Bandara Kertajati yang semula direncanakan melayani penerbangan internasional, saat ini justru berangsur berkurang aktivitasnya.
“Saya heran, kenapa Kemenhub sedemikian ribut dengan harga tiket. Tapi gak ada yang urus bandara baru yang sepi penumpang. Bandara itu gimana dibuka kok gak ada market-nya. Ini justru yang membuat airline merugi,” ucap Alvin.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom
