tirto.id - Densus 88 Antiteror telah menangkap tiga terduga teroris yakni AW, AAS, dan K. Ketiganya diakui sempat gagal dalam upayanya meledakkan bom di salah satu rumah makan di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Mei 2017 lalu.
"Memang sejak bulan Mei kalau kelompok ini sudah merencanakan meledakkan rumah makan di Astana Anyar dengan kekuatan bom 1,5 kilogram," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus di Bandung, Rabu (12/7/2017).
Bom tersebut, Yusri mengungkapkan, sempat disimpan di dekat rumah makan tersebut. Namun karena ada kesalahan dalam proses perakitannya, bom gagal meledak.
"Dia sudah mencoba meledakkan 1,5 kilogram tapi tidak berhasil," kata Yusri sebagaimana dikutip dari Antara.
Karena gagal, ketiga pelaku kemudian kembali membuat bom yang dirakit dalam sebuah kaleng di kontrakan AW di Buahbatu. Percobaan kedua pun kembali gagal, karena setelah diuji hanya mengeluarkan asap, demikian Yusri memaparkan.
"Membuat bom dengan daya ledak 90 miligram tapi belum sempurna. Nggak ada ledakan, baru asap, jadi dibuang ke sungai depan kos," ujarnya.
Pada percobaan ketiga, pelaku kembali membuat bom dengan daya ledak 60 miligram. Namun sebelum diledakkan di lokasi yang telah ditentukan, bom tersebut meledak terlebih dahulu di kontrakan AW di Buahbatu pada Sabtu (8/7/2017).
Yusri mengatakan, dari hasil pengakuan AW, mengarah kepada dua orang lainnya, yakni AAS dan K (26) di dua lokasi berbeda. Untuk K sendiri ditangkap di daerah Tasikmalaya pada Selasa malam (11/7/2017). Setelahnya, Densus 88 menangkap AAS pada hari yang sama di daerah Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat
"Peran masing-masing, termasuk AAS, sama-sama dengan AW dan K melakukan perencanaan peledakan bom di beberapa tempat di Kota Bandung," ujarnya.
Dari pengungkapan ledakan bom di Buahbatu, polisi akhirnya berhasil menangkap tiga pelaku dan seluruh rencana peledakan dapat digagalkan. Dari pengakuan AW yang terlebih dahulu ditangkap, pelaku berencana meledakkan bom di rumah makan di Astanaanyar, Gereja di Buahbatu, dan sebuah kafe di Braga pada 16 Juli 2017.
"Dia beralasan ingin meledakkan bom untuk jihad," kata Yusri pada 8 Juli lalu ketika ditanya perihal motif pelaku AW.
Terduga teroris AW, K, dan AAS diketahui belajar merakit bom dari tayangan di internet, dan seluruh perakitan bom dilakukan di rumah kontrakan AW.
Yusri mengemukakan, ketiga pelaku merupakan jaringan sel baru Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Kota Bandung.
Keterkaitan dengan bom panci di Bandung dengan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, menurut dia masih didalami Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
"Sesegera mungkin membongkar, dan ada beberapa pelaku termasuk penyandang dana-dananya," demikian ucap Komisaris Besar Pol. Yusri Yunus.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari