Menuju konten utama

Tiga Langkah Bappenas Mengentaskan Kemiskinan

Bappenas memiliki strategi khusus dalam upaya pengentasan kemiskinan di Tanah Air. Bappenas juga mendukung upaya perguruan tinggi yang terlibat aktif dalam upaya pengentasan kemiskinan ini.

Tiga Langkah Bappenas Mengentaskan Kemiskinan
Ilustrasi. Potret kemiskinan di Jakarta. TIRTO/Andrey Gromico.

tirto.id - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memiliki strategi khusus dalam upaya pengentasan kemiskinan di Tanah Air. Bappenas juga mendukung upaya perguruan tinggi yang terlibat aktif dalam upaya pengentasan kemiskinan ini.

Hal tersebut diungkapkan Tenaga Fungsional Bidang Kemiskinan Bappenas, Ahmad Karim, Jumat (25/11/2016). “Intinya, untuk strategi percepatan penurunan kemiskinan, Bappenas menerapkan tiga kebijakan," ujarnya dikutip Antara.

Ketiga kebijakan pengentasan kemiskinan tersebut, antara lain: Pertama, transformasi perlindungan sosial untuk mengemban amanah Undang-Undang (UU) Kesejahteraan Sosial dan UU Jaminan Sosial (SJSN dan BPJS).

Langkah kedua, lanjut dia, peningkatan akses dan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, kepemilikan akte kelahiran, KTP. Sedangkan langkah ketiga, adalah pengembangan penghidupan berkelanjutan (P2B).

Dari tiga kebijakan tersebut, menurut Karim, Bappenas mengarahkan pengembangannya pada "livelihoods" dan ekonomi lokal berbasis rumah tangga, yang mendorong dan memberi ruang seluas-luasnya kepada pemerintah daerah dan perguruan tinggi untuk berinovasi dan kolaborasi dengan dunia swasta, dalam mengentaskan kemiskinan.

"Jadi, peran daerah dan perguruan tinggi untuk mengentaskan kemiskinan, sangat diharapkan. Terutama dalam menyiapkan tenaga-tenaga akademis untuk memberikan pelatihan dan bimbingan bagi masyarakat yang tingkat kemiskinannya masih tinggi," terang Karim.

Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terlibat dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui jalur pendidikan untuk mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Salah satunya, lanjut Dwikorita, adalah dengan hilirisasi produk penelitian yang nantinya akan diproduksi melalui "Teaching Industry" yang akan dibangun di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menurut dia, sebagai daerah paling miskin di DIY, produktivitas pemuda di wilayah Kulonprogo tergolong rendah.

Karena itu, dengan adanya "teaching industry" ini diharapkan dapat menjadi daya tarik anak muda di sana untuk melanjutkan kuliah dan mempersiapkan diri menjadi tenaga terdidik yang memiliki keterampilan memadai.

"Adanya teaching industry ini diharapkan dapat menggerakkan pertumbuhan perekonomian masyarakat Kulonprogo," jelas Dwikorita.

Baca juga artikel terkait PENGENTASAN KEMISKINAN atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz