tirto.id - Sekitar 3 wartawan mengalami intimidasi saat meliput aksi unjuk rasa di depan Universitas Cenderawasih (Uncen), Papua, Senin (23/9/2019). Para jurnalis mendapat intimidasi dan caci-maki saat meliput aksi unjuk rasa mahasiswa yang meliput di area sekitar Uncen.
Aksi intimidasi disampaikan oleh jurnalis Papua, Arnold Belau. Lewat akun twitternya, @ArnoldBelau, Arnold menuliskan 3 jurnalis asli Papua, yakni Benny Mawel (jurnalis Jubi dan Jakarta Post), Ardi Bayage (Suara Papua), dan Hengky Yeimo (Jubi) mendapat intimidasi saat meliput aksi di Uncen.
Saat dihubungi reporter Tirto, Arnold membenarkan aksi tersebut. Ia pun mengatakan para jurnalis Papua juga mendapat makian.
"Dilarang dan diintimidasi, mereka dapa kata-kata makian juga. Saya sedang bersama mereka. Sedang bikin kronologis, sebentar kami akan konferensi pers," kata Arnold saat dihubungi reporter Tirto, Senin (23/9/2019).
Pihak Mabes Polri tidak menjawab spesifik tentang aksi intimidasi. Kepolisian justru berdalih kalau kehadiran mereka sebagai upaya menertibkan sekelompok pihak yang ingin menjadikan Uncen sebagai basis pergerakan massa.
"Siapa yang mengintimidasi? Ingat, mereka pro merdeka dan kehadiran Polda di sana atas permintaan rektor karena kampus sudah digunakan mereka untuk dijadikan posko melakukan gerakan," ucap dia.
"Rawan. Jangan sampai media-media Indonesia terpancing oleh isu-isu yang mereka mainkan. Ingat, 23-26 September ada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York," sambung Dedi.
Di sisi lain, kepolisian mengklaim massa yang berencana membuat posko penampungan mahasiswa yang berasal dari luar Papua sudah ditangani. Aparat mengklaim, para mahasiswa sudah meninggalkan kampus.
"Sudah berhasil dinegosiasi atas permintaan rektor dan saat ini para mahasiswa yang menduduki Universitas Cenderawasih, sudah diangkut untuk meninggalkan kampus," kata Dedi.
Hingga saat ini, situasi Jayapura dan Wamena kembali memanas. Aksi demonstrasi terjadi kembali di Universitas Cenderawasih karena memrotes tindakan rasis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Agustus lalu.
Sekolah dasar dan sekolah menengah di Papua dipulangkan pasca insiden tersebut. Selain itu, bandara Wamena juga ditutup akibat insiden kerusuhan di Wamena dan Jayapura.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Andrian Pratama Taher