tirto.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengakui 80 persen sampah laut di Indonesia berasal dari darat. Dari jumlah itu, 30 persen diantaranya merupakan sampah plastik.
"Setiap tahunnya, 1,29 juta ton sampah plastik yang dipengaruhi oleh pasang surut ombak masuk ke perairan Indonesia dan berkontribusi terhadap populasi sampah di laut," kata Sakti Trenggono dalam pada puncak acara Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut di Nusa Dua, Badung, Bali, dikutip dari Antara, Jumat (28/10/2022).
Sementara itu, pemerintah pun menargetkan 38,5 persen sampah berkurang dari laut sampai akhir 2022. Hal itu seiring upaya untuk mengurangi sampah laut sampai 70 persen pada 2025 dapat tercapai.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan untuk mencapai target berbagai pihak dikerahkan mengangkut sampah di laut. Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, kelompok masyarakat, dan TNI Angkatan Laut.
"Targetnya pada 2022 kita bisa mengurangi 38,5 persen sampah di laut. Jadi ini berproses sudah, dan saya apresiasi sekali kepada Menteri Kelautan dan Perikanan yang membuat program (Bulan) Cinta Laut," bebernya.
Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (BCL) yang disebut Luhut merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI untuk mengurangi sampah di laut dengan melibatkan para nelayan.
Gerakan itu, yang berlangsung di 14 wilayah pesisir di Indonesia selama 1 bulan penuh pada Oktober 2022, melibatkan setidaknya 1.447 nelayan. Sejauh ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan melaporkan ada 67 ton sampah yang berhasil diangkut oleh para nelayan selama kurun waktu hampir 1 bulan.
Luhut pun menyambut baik gerakan itu, yang memberikan alternatif bagi nelayan untuk mengangkut sampah dari laut saat mereka tidak dapat mencari ikan karena cuaca buruk.
“Satu kilo sampah plastik (dibayar dengan) satu kilo ikan. Itu daya kira, nelayan kita tidak jadi suffering (menderita, red.) sekaligus mereka membersihkan laut,” pungkas Luhut.
Editor: Intan Umbari Prihatin