tirto.id - Upacara kremasi pemakaman untuk mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej telah berlangsung di Bangkok, dengan ratusan ribu orang berjejer di jalanan untuk memberikan penghormatan terakhir.
Sebuah guci pemakaman simbolis dibawa dengan kereta kencana ke tempat kremasi, dalam sebuah prosesi yang ditandai dengan parade drum, musik seruling dan sebuah penghormatan dari artileri.
Banyak bangunan dihiasi dengan bunga marigold kuning, sementara kerumunan orang berkabung berpakaian hitam sebagai tanda penghormatan.
Raja Bhumibol meninggal pada Oktober 2016 berusia 88 tahun. Ia mengakhiri kekuasaan selama tujuh dekade di atas takhta sebagai figur bapak pemersatu stabilitas politik di negara dengan selusin kudeta sejak berkuasa pada 1946 di usia 18 tahun.
Pemakaman lima hari tersebut secara resmi dimulai pada Rabu (25/10/2017) dengan upacara pembuatan hadiah, sebuah ritus Buddhis, di Grand Palace.
Selanjutnya pada Kamis (26/10/2017), serangkaian upacara Buddhis dimulai di istana kerajaan menjelang arak-arakan.
Almarhum Raja Bhumibol dikremasi kemudian di dalam sebuah prosesi pembakaran yang dinyalakan oleh anaknya, Raja Maha Vajiralongkorn.
Kereta kerajaan yang membawa guci di bagian kedua prosesi pemakaman telah digunakan sejak akhir abad ke-18. Beratnya di bawah 14 ton dan ditarik oleh lebih dari 200 tentara.
Guci itu kemudian dibawa ke beberapa putaran di sekitar lokasi kremasi, di waktu-waktu terakhir prosesi tersebut.
Upacara yang rumit ini diperkirakan telah menarik sebanyak 250.000 orang dari seluruh Thailand.
Seperti dikutip BBC, banyak warga berkabung tiba di ibu kota beberapa hari yang lalu. Mereka menunggu di jalan-jalan semalaman untuk prosesi tersebut sambil mencengkeram potret almarhum raja.
Hari Kamis ini telah dinyatakan sebagai hari libur nasional, dengan banyak bisnis yang tutup sepanjang hari atau pada tengah hari.
Anggota keluarga kerajaan dan pejabat dari lebih dari 40 negara menghadiri upacara tersebut.
Raja Vajiralongkorn akan menyalakan api unggun pukul 22.00 waktu setempat (15.00 GMT). Abu ayahnya kemudian akan dikumpulkan dan dibawa kembali ke istana pada Jumat (27/10/2017).
Dua hari lagi upacara selanjutnya akan menyusul.
Almarhum raja dipandang sebagai sosok teguh di sebuah negara yang dilanda siklus kekacauan politik dan beberapa kudeta.
Sejak kematiannya pada tanggal 13 Oktober 2016, Thailand telah memperingati satu tahun berkabung resmi, dengan banyak orang berpakaian hitam.
Persiapan untuk upacara minggu ini memakan waktu hampir setahun, termasuk menyiapkan kompleks kremasi besar di dekat istana.
Situs pemakaman menampilkan patung-patung makhluk mitos dan binatang bertanda baik seperti singa dan gajah.
Menurut tradisi Buddhis, ritual pemakaman menggambarkan dunia setelah alam semesta, sedangkan upacara kremasi merepresentasikan gunung suci sebagai sarana menuju surga.
Upacara pemakaman dilakukan dengan pedoman ketat bagi mereka yang hadir. Sebab, hukum lese-majeste Thailand yang melarang penghinaan terhadap monarki, termasuk yang paling keras di dunia.
Jalan-jalan di pusat bersejarah Bangkok ditutup untuk hari ini. Sementara wisatawan tidak diharapkan untuk mengenakan pakaian hitam seperti kebanyakan orang Thailand, mereka diminta pul berperilaku hormat.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari