tirto.id - Para ahli telah memperingatkan kasus diverticulitis sedang meningkat, terutama menjangkiti di kalangan anak muda--yang bisa disebabkan oleh peningkatan konsumsi daging merah.
Diverticulitis terjadi ketika kantong kecil atau tonjolan lapisan usus meradang. Hal ini menyebabkan sakit parah perut, suhu tinggi, diare dan sering buang air besar--gejala yang mirip dengan sindrom iritasi usus besar. Penyakit ini kadang-kadang disalahpahami sebagai gejala kanker usus.
Sekitar 4 persen dari mereka yang mengalami diverticulitis akan mengalami komplikasi penyakit jangka panjang dan berat, seperti perforasi pada dinding usus dan abses pada usus.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan diverticulitis, namun para ahli berpendapat penyakit ini berkaitan dengan kebisaan merokok, penggunaan obat anti-inflamasi, aktivitas fisik dan obesitas.
Namun dalam hasil penelitian terbaru dalam jurnal Gut, sebagaimana dikutip dari The Express, Selasa (10/1/2017), para peneliti berhasil menganalisa dampak dari daging merah, unggas dan ikan pada risiko diverticulitis di hampir 46.500 pria yang menjadi obyek penelitian.
Orang-orang yang semuanya berusia 40 hingga 75 saat mereka bergabung dalam penelitian ini antara tahun 1986 dan 2012.
Setiap empat tahun, para peneliti meminta mereka untuk menyatakan seberapa sering, rata-rata, dan ukuran standar porsi daging merah, unggas, dan ikan yang mereka makan.
Mereka diberi sembilan pilihan; mulai dari tidak pernah, kurang dari sekali sebulan, atau enam kali atau lebih dalam sehari guna merekam data asupan makanan mereka.
Selama 26 tahun periode pemantauan, sekitar 764 orang mengalami diverticulitis.
Mereka yang makan daging merah dengan jumlah tinggi cenderung menggunakan obat anti-inflamasi dan obat penghilang rasa sakit lebih sering; lebih sering merokok lebih; dan kurang termotivasi untuk berolahraga. Selain itu, asupan serat mereka juga lebih rendah.
Sebaliknya, pria yang makan lebih banyak daging unggas dan ikan lebih bergairah untuk berolahraga, sedikit mengkonsumsi aspirin dan rokok.
Dari data ini, para ahli menyimpulkan total asupan daging merah berkaitan dengan peningkatan risiko diverticulitis.
"Temuan kami dapat memberikan panduan diet praktis untuk pasien berisiko diverticulitis, penyakit yang umum dari beban ekonomi dan klinis besar," kata penulis studi tersebut.
Mereka menjelaskan konsumsi daging merah lebih tinggi telah dikaitkan dengan keberadaan bahan kimia inflamasi serta penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Diverticulitis juga bisa dipicu oleh jenis bakteri mendiami usus.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH