Menuju konten utama

Terkait Skandal Facebook, Indonesia Dinilai Butuh Buat Media Sosial

"Sebaiknya ini juga jadi momentum kebangkitan media sosial Indonesia."

Terkait Skandal Facebook, Indonesia Dinilai Butuh Buat Media Sosial
Ilustrasi penggunaan media sosial. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Kasus skandal Cambridge Analytica dinilai merupakan momentum yang baik untuk lahirkan media sosial dalam negeri.

Hal ini disampaikan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menyebut kasus kebocoran data jutaan pengguna Facebook tersebut sebaiknya menginisiasi kebangkitan media sosial Indonesia.

"Kebocoran data itu adalah momentum untuk mengevaluasi Facebook. Apalagi, Facebook juga tercatat sebagai pemilik Whatsapp dan Instagram. Sebaiknya ini juga jadi momentum kebangkitan media sosial Indonesia. Jangan sampai masyarakat Indonesia hanya jadi pengguna saja," kata Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga APJII Tedi Supardi Muslih, dalam keterangan tertulisnya.

Data APJII menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2017 telah mencapai 143,26 juta dari total jumlah penduduk 262 juta jiwa. Kebanyakan pengguna internet menggunakan media sosial untuk berinteraksi.

Dengan demografi tersebut, dia menilai Indonesia sebaiknya tidak hanya menjadi konsumen, namun juga berkreasi dengan membuat media sosial sendiri. Separuh pengguna internet Indonesia sepanjang 2017 berdasarkan data APJII adalah generasi milenial (49,52 persen).

Tedi Supardi Muslih menyatakan bahwa Indonesia dapat mencontoh langkah Cina yang membuat sendiri media sosial maupun mesin pencari, seperti Baidu, Weibo dan WeChat.

Facebook menghadapi kecaman global setelah seorang pengungkap fakta mengatakan bahwa data dari jutaan pengguna diambil secara tidak benar oleh konsultan Cambridge Analytica untuk menargetkan pemilih Amerika Serikat dan Inggris dalam pemilihan umum dengan selisih hasil yang tipis.

Saham Facebook turun hampir 18 persen sejak 16 Maret, ketika pertama kali mengakui bahwa data pengguna telah disalurkan secara tidak benar ke Cambridge Analytica, menggerogoti hampir 100 miliar dolar AS dari nilai pasar perusahaan.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani