tirto.id - Perusahaan perangkat lunak, Mozilla menangguhkan kerja sama iklan dengan Facebook akibat skandal Cambridge Analytica. Pemilik mesin pencarian Firefox ini mengatakan, penghentian kerja sama dilakukan karena Facebook dianggap gagal mengatasi kebocoran data yang terjadi pada 2015.
"Berita ini membuat kami melihat lebih dekat bagaimana Facebook melakukan pengaturan privasi. Mengingat saat ini kami mendukung paltform tersebut dengan uang iklan kami," kata chief business dan legal officer Mozilla, Denelle Dixon, Rabu (21/3/2018), seperti dikutip Huffington Post.
Cambridge Analytica, firma yang ditunjuk Donald Trump untuk mengurusi kampanye pada pemilihan lalu itu terindikasi kuat telah melakukan pengambilan 50 juta data pribadi pengguna Facebook secara ilegal.
Firma tersebut didanai sebagian oleh Robert Mercer, yang menyumbangkan uang untuk kampanye pemilihan Presiden Trump. Firma ini juga membantu kampanye Trump menargetkan iklan politik di Facebook.
"Kami percaya masih banyak yang harus kami pelajari, tapi kami menemukan bahwa pengaturan Facebook saat ini membuat akses terbuka ke banyak data, terutama yang berhubungan dengan aplikasi pihak ketiga," kata Dixon.
Mozilla menjadi perusahaan besar pertama yang menarik iklan dari Facebook di tengah skandal ini. Namun, mereka akan mempertimbangkan kembali kerja sama dengan Facebook asalkan perusahaan milik Mark Zuckerberg itu meningkatkan perlindungan data pelanggan.
“Ketika Facebook mengambil tindakan untuk memperkuat privasi pelanggan, khususnya untuk aplikasi pihak ketiga, kami akan mempertimbangkan untuk kembali,” ujar Dixon.
Selain Mozilla, sejumlah pengiklan juga mulai mempertimbangkan untuk menarik iklan mereka. Commerzbank, bank terbesar kedua di Jerman, juga menangguhkan iklan di Facebook sampai pemberitahuan selanjutnya.
"Kami menangguhkan kampanye di Facebook. Keamanan merk dan data sangat penting bagi kami," kata kepala strategi bank, Uwe Hellman, sebagaimana dikutip Antara.
CEO dan co-founder Facebook Mark Zuckerberg mengakui perusahaan telah membuat kesalahan dalam menangani 50 juta data pengguna. Ia menjanjikan langkah yang lebih keras untuk membatasi akses pengembang terhadap informasi yang "bocor" terkait skandal Cambridge Analytica.
"Perusahaan telah melakukan kesalahan, masih banyak lagi yang harus dilakukan, dan kita perlu melangkah dan melakukannya," tulis Zuckerberg di Facebook, Rabu (21/3/2018).
Zuckerberg dalam jawaban publik pertamanya sejak skandal Cambridge Analytica yang mengemuka pada akhir pekan ini tidak menjelaskan detail apa kesalahannya. Kendati demikian ia akan melakukan penyelidikan terhadap aplikasi di platformnya.
Ia menambahkan, perusahaan akan membatasi akses pengembang terhadap data dan memungkinkan Facebook lebih mudah menonaktifkan akses ke data milik mereka.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra