tirto.id - Hari ini, Kamis (19/10/2017), Google Doodle merayakan hari lahir ke-107 seorang ilmuwan Subrahmanyan Chandrasekhar yang berjasa membongkar misteri bintang-bintang luar angkasa.
Subrahmanyan Chandrasekhar adalah seorang astrofisikawan. Dia menemukan bahwa bintang masif bisa runtuh di bawah gravitasi mereka sendiri hingga mencapai kepadatan yang sangat besar atau bahkan tak terbatas. Kini kita biasa menyebut bintang yang runtuh ini sebagai bintang neuron dan lubang hitam.
Pada awal kariernya, Chandrasekhar terkenal karena penemuannya tentang evolusi bintang-bintang. Ia bercerita tentang bintang-bintang yang menerangi langit malam dan matahari yang memberi energi pada Bumi. Penemuannya mengembangkan teori evolusi bintang ini dimulai sebelum dia berusia 20 tahun.
Teori Chandrasekhar ini dinilai menakjubkan, terutama jika melihat akhir dari penemuannya. Dia menemukan bahwa beberapa bintang masif mengalami kepunahan yang aneh dan spektakuler, hingga membuat mereka runtuh, meledak, dan kemudian menghilang.
Bintang-bintang akan mulai kehilangan energi dan mengisap gravitasinya sendiri, membentuk White Dwarf, kurcaci putih. Ketika mulai kehilangan energi, bintang akan hancur menjadi benda yang jauh lebih kecil dan lebih padat.
White Dwarf ini menjaga massa dan tetap sebanding dengan Matahari. Namun, mereka menyusut sampai seukuran Bumi kita sendiri, membuat massanya sangat padat.
Seperti dilansir The Independent, itulah takdir yang menanti lebih dari 97 persen bintang di galaksi Bima Sakti.
Namun, salah satu penemuan terbesar Chandrasekhar adalah bahwa bintang-bintang yang lebih besar memiliki sesuatu yang lain menunggu. Dia menemukan bahwa bintang masif itu tidak akan menyusut namun tetap terjatuh, meniup sampul luar mereka dalam sebuah ledakan besar dan akhirnya runtuh hingga menciptakan bintang neutron. Bintang neutron itu bisa terus runtuh dan akhirnya menjadi lubang hitam.
Semua penemuan itu membantu menjelaskan beberapa bagian paling gelap dan paling misterius di alam semesta kita: lubang hitam dan bintang neutron.
Chandrasekhar juga mengetahui apa yang terjadi pada benda-benda seperti matahari di masa senja, pun menyumbangkan pemahaman yang luas tentang bagaimana bentuk dan perkembangan bintang masif itu dari waktu ke waktu.
Ini adalah karyanya yang paling terkenal, Chandrasekhar Limit. Teorinya ini mengacu pada perhitungannya bahwa sekali bintang mencapai 1,44 kali ukuran matahari, bintang itu tidak membentuk White Dwarf seperti yang diharapkan tapi runtuh, dan akhirnya menjadi lubang hitam.
Penemuan Chandrasekhar Limit menguak beberapa kisah kehidupan ilmuwan pemenang Nobel ini. Sebagian besar pekerjaan dilakukan saat dia melakukan perjalanan dari India ke Inggris, berniat untuk bekerja di Cambridge. Dari situlah dia akan pindah ke University of Chicago dan bekerja untuk sebagian besar hidupnya.
Penemuan Chandrasekhar ini dengan segera berguna juga. Ia tidak hanya memberi tahu bagaimana bintang akan mati tapi apa yang bisa dilakukan sebelum kepunahannya. Sebagian besar karyanya membantu menginformasikan penelitian dan eksplorasi ruang angkasa hari ini.
Ia berhati-hati agar karyanya bisa terus membantu ilmuwan lain. Setelah kematiannya, uang penghargaan Nobel diberikan untuk mendukung ahli astrofisika yang menjanjikan di University of Chicago.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari