Menuju konten utama

Temui Ahok, Istri Cak Nur Belum Ada Agenda Bertemu Anies

Omi yang juga Dewan Pembina Nurqolish Madjid Society, mengatakan bahwa sampai saat ini belum memiliki rencana untuk menjalin pertemuan dengan Anies.

Temui Ahok, Istri Cak Nur Belum Ada Agenda Bertemu Anies
Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyapa warga di Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (9/2). Tirto.id/Naomi Pardede.

tirto.id - Omi Komaria Madjid, istri dari almarhum tokoh Islam Indonesia, Nurcholish Madjid (Cak Nur) mengatakan bahwa pihaknya belum memiliki agenda pertemuan dengan calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Omi yang juga Dewan Pembina Nurqolish Madjid Society, mengatakan bahwa sampai saat ini belum memiliki rencana untuk menjalin pertemuan dengan Anies.

Secara pribadi, Omi berpendapat bahwa Anies tidak pernah mempunyai hubungan erat dengan almarhum Cak Nur, meski Cak Nur adalah pendiri Universitas Paramadina dan Anies pernah menjadi Rektor di universitas itu.

“Saya gak tau. Soalnya saya udah lama gak di Paramadina, saya bukan pengurus Paramadina,” kata Omi di kediamannya Jalan Tohari 1, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (23/3/2017).

Sebelumnya, Omi menerima kehadiran Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dalam pertemuan tersebut, Omi mengaku hanya bertegur sapa dengan Ahok.

Ia juga mengaku sebelumnya memiliki janji untuk nonton film Bid’ah Cinta di Taman Ismail Marzuki bersama dengan Ahok pada Sabtu (18/3) lalu. Namun harus dibatalkan karena kondisi Omi yang sedang tidak sehat.

“Tidak ada pesan apa-apa dari Pak Ahok. Ya cuma silaturahmi aja, yang sudah kenal Cak Nur dulu yang beliau (Ahok) sebagai muridnya. Ya mungkin dengar kondisi saya lagi ga sehat, ya udah mampir,” kata Omi.

Pada kunjungan yang kurang lebih 1 jam ini, Omi ditemani Yudi Latief selaku salah satu anggota Nurcholish Madjid Society. Yudi juga mengamini bahwa pertemuan ini merupakan bentuk dari jalinan tali silaturahmi antara Ahok dengan keluarga almarhum Cak Nur.

Menurut Yudi, Ahok sering disalahpersepsikan sebagai orang yang tidak punya perhatian bagi kaum miskin dan hanya melaksanakan pembangunan bagi kalangan elit tertentu. Padahal menurut Yudi, Ahok mempunyai kesamaan pikiran dengan almarhum Cak Nur.

“Beliau seperti Robin Hood sebenarnya, dia pingin mengambil dari orang kaya untuk membuat rumah sakit, membuat pelayanan-pelayanan publik yang lebih baik, trotoar yang lebih baik, dan sebagainya” kata Yudi.

“Pokoknya dari situ kita bisa menemukan hal-hal gelap yang ternyata masuk akal, saya kira gitu aja” lanjut Yudi.

Salah satu kesamaan Ahok dengan Cak Nur menurut Yudi adalah pandangan Ahok yang sering menekankan nilai-nilai moral agama dalam akhlak dan perilaku sehari-hari. Ahok di mata Yudi danggap sebagai pribadi yang bertindak adil bagi semua orang dan memberi kebebasan serta keadilan bagi masyarakat.

“Intinya sebenarnya pak Ahok juga berada dalam koridor itu,” lanjutnya.

Saat ditanya soal kunjungannya ke kediaman Cak Nur, Ahok mengaku diberi oleh Omi 4 jilid buku ensiklopedi dari almarhum Nurcholish Madjid. “Aku dapat buku,” ujar Ahok terlihat sumringah.

Berdasarkan keterangan Omi, buku tersebut berisikan seputar pemikiran-pemikiran Cak Nur. Omi juga berharap, apabila Ahok terpilih kembali menjadi gubernur, maka Ahok bisa lebih memahami nilai-nilai negara Indonesia bukanlah negara agama, tetapi negara bangsa.

Menjawab hal ini, Ahok pun teringat akan peristiwa di tahun 2002 kala dirinya sedang mendengar langsung konsep-konsep pemikiran yang diajarkan Cak Nur. Menurut Ahok, dalam situasi Pilkada yang semakin memanas akibat isu agama seperti sekarang, ajaran Cak Nur justru semakin relevan. Baginya, pemikiran Cak Nur tentang perbedaan tidak lekang oleh waktu. Biarpun Cak Nur telah tiada, pemikiran dan idenya harus terus diamalkan kepada masyarakat.

“Bangsa ini butuh pemikir yang ngomong seperti ini, kalau nggak negara ini mau dibawa kemana? Jadi kita harus bertahan, keikhlasan. Tadi ibu (Omi) juga cerita. Jangankan saya (difitnah), Cak Nur yang pengetahuannya begitu tinggi saja difitnah, disalahpahamin kok. Saya mah gak ada apa-apanya,” jelas Ahok.

Ahok menuturkan bahwa beberapa kali sempat bertemu dengan Cak Nur ketika membawakan materi pengajaran di Universitas Prasetya Mulia kala Ahok sedang menempuh pendidikan S-2.

“Konsep Cak Nur saya tahu sekali, salah satunya ya pingin nilai-nilai agama Islam itu ada di kita tanpa perlu membentuk partai misalnya, dulu ya. Saya kuliah di Prasetya Mulia, dia hampir setiap sebulan sekali diundang jadi pembicara di Prasetya Mulia,” terang Ahok.

Untuk diketahui, Pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua akan diikuti oleh dua pasang calon, yakni pasangan nomor dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan pasangan nomor tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

KPU DKI Jakarta juga telah menyusun jadwal penyelenggaraan putaran kedua melalui Surat Keputusan KPU DKI Jakarta Nomor 49/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 putaran kedua, dengan rincian sebagai berikut:

Pada 7 Maret hingga 15 April 2017 kedua paslon melakukan kegiatan kampanye. Di sela-sela waktu itu, KPU DKI Jakarta juga akan menyelenggarakan debat putaran dua. Pada 9 hingga 15 April 2017, KPU DKI Jakarta juga akan memfasilitasi paslon untuk memasang iklan kampanye di media massa.

Setelah itu, pada tanggal 16 hingga 18 April 2017 akan memasuki masa tenang dan pada 19 April 2017 akan dilaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.

KPU DKI Jakarta akan melakukan rekapitulasi berjenjang dari tingkat kecamatan hingga provinsi pada 20 April-1 Mei 2017.

Baca juga artikel terkait BTP atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto