tirto.id - Hari Pangan Sedunia diperingati setiap 16 Oktober. Tahun ini, pada perayaannya yang ke-75, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) mengambil tema, Grow, Nourish, Sustain. Together.
Krisis kesehatan global COVID-19 merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan hal-hal yang menjadi kebutuhan paling dasar.
Masa-masa yang tidak pasti ini telah membuat orang menghidupkan kembali penghargaan untuk sesuatu yang mungkin dianggap remeh: makanan. Makanan adalah inti dari kehidupan dan landasan budaya dan komunitas.
Mempertahankan akses ke makanan yang aman dan bergizi akan terus menjadi bagian penting dari respons terhadap pandemi COVID-19, terutama bagi masyarakat miskin dan rentan, yang paling terpukul oleh pandemi dan guncangan ekonomi yang diakibatkannya.
Menjadi agenda penting untuk mendukung pahlawan pangan, petani dan pekerja di seluruh sistem pangan, yang memastikan makanan berpindah dari pertanian ke piring bahkan di tengah gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti krisis COVID-19 saat ini.
Dalam beberapa dekade terakhir dunia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Meskipun sekarang produksi makanan cukup untuk memberi makan semua orang, sistem makanan masih tidak seimbang.
Dikutip dari Hindustan Times, ada beberapa fakta mengenai makanan di seluruh dunia yang membuat Hari Pangan ini layak untuk diperingati.
1. Ada cukup makanan yang diproduksi di dunia untuk memberi makan seluruh penduduk, tetapi 820 juta orang di seluruh dunia pergi tidur dengan lapar setiap malam.
2. Nelayan, petani kecil, dan penggembala menghasilkan sekitar 70 persen dari pasokan pangan global, tetapi mereka rentan terhadap kerawanan pangan.
3. PBB memperkirakan pada tahun 2018, 489 juta dari 815 juta orang yang kekurangan gizi dan 122 juta dari 155 juta anak yang mengalami stunting tinggal di negara-negara yang terkena dampak konflik seperti perang saudara.
4. Diperkirakan 17 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia menderita malnutrisi akut parah, tetapi hanya 20 persen dari anak-anak yang mengalami malnutrisi parah memiliki akses ke perawatan yang menyelamatkan mereka.
5. 5. Kemiskinan dan kelaparan akut terjadi di antara penduduk perdesaan.
Dilansir dari laman resmi FAO, World Food Day atau Hari Pangan Sedunia berawal dari konferensi FAO ke 20, November 1976 di Roma yang mencetuskan resolusi No. 179 mengenai World Food Day.
Resolusi tersebut lantas disepakati oleh 147 negara anggota FAO, termasuk Indonesia yang kemudian menetapkan mulai 1981 seluruh negara anggota FAO memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) setiap 16 Oktober.
Tujuan dari peringatan HPS tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat internasional akan pentingnya penanganan masalah pangan baik ditingkat global, regional maupun nasional.
Penyelenggaraan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) merupakan konsekuensi keikutsertaan Indonesia sebagai anggota FAO Acara HPS biasanya diselenggarakan lintas departemen dan sebagai vocal point FAO di Indonesia, Menteri Pertanian menetapkan Departemen Pertanian sebagai departemen utama (leading institution) penyelenggara HPS.
Editor: Agung DH