tirto.id - Hari Kanker Sedunia 2023 atau World Cancer Day akan jatuh pada 4 Februari. Hari Kanker Sedunia bertujuan untuk mempromosikan kesadaran tentang kanker sebagai masalah kesehatan masyarakat dan untuk memperkuat tindakan menuju peningkatan akses ke perawatan berkualitas, skrining, deteksi dini, pengobatan dan perawatan paliatif.
Tema tahun ini menandai tahun kedua dari kampanye “tutup kesenjangan perawatan” atau "close the care gap" yaitu tentang memahami ketidaksetaraan dalam perawatan kanker dan mengambil tindakan untuk membuat kemajuan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Kanker menyebabkan hampir 459.000 kematian setiap tahun di Wilayah Mediterania Timur. Selama lima tahun terakhir, ada sekitar 1,6 juta kasus kanker di Wilayah ini, menjadikannya beban berkelanjutan yang memberikan tekanan fisik, emosional, dan keuangan yang luar biasa pada individu, keluarga, dan masyarakat.
Hampir 734.000 orang didiagnosis menderita kanker setiap tahun dan pada tahun 2040 diperkirakan jumlah orang yang didiagnosis akan menjadi sekitar 50 persen lebih tinggi.
Tema Hari Kanker Sedunia 2023 dan Fakta World Cancer Day
Hari Kanker Sedunia diperingati selama pandemi COVID-19. Pada masa pandemi ini, individu dengan kanker berisiko mengalami gejala yang parah.
Orang dengan kanker dapat mengembangkan gejala COVID-19 lebih cepat dan mungkin memerlukan perawatan ICU jika mereka tidak segera mendapatkan perawatan medis.
Pandemi telah menyebabkan gangguan dalam perawatan kanker, memengaruhi akses dan kehidupan pasien. Pelajaran yang didapat selama pandemi dapat digunakan untuk mengatasi gangguan dan ketidaksetaraan dalam pencegahan, perawatan, dan pengendalian kanker.
Pada Hari Kanker Sedunia 2023, berbagai kegiatan akan berlangsung secara global, termasuk "Tantangan 5k" oleh Union for International Cancer Control (UICC), mendorong individu dari semua latar belakang untuk berpartisipasi dalam kegiatan seperti berlari, bersepeda, berenang, hiking, atau jalan kaki.
Selain itu, akan ada "tantangan 21 hari" bagi individu untuk menciptakan kebiasaan baru yang sehat, meningkatkan kesadaran tentang kanker serviks, dan mendidik diri mereka sendiri tentang ketidaksetaraan dalam mengakses layanan kanker.
Hari ini juga akan fokus pada pemeriksaan faktor sosial ekonomi yang menyebabkan perbedaan dalam pencegahan kanker, kejadian dan kelangsungan hidup, seperti norma budaya dan gender, tingkat pendapatan dan pendidikan, dan bias berdasarkan usia, jenis kelamin, etnis, disabilitas, dan gaya hidup.
Selain itu, akan ada seruan untuk meningkatkan tindakan guna meningkatkan kesadaran akan kanker, mencegah kanker, mendukung kemajuan dalam diagnosis dan pengobatan, serta mengatasi kekurangan dalam sistem kesehatan yang disoroti oleh pandemi COVID-19.
Juga akan ada peluang untuk wawancara dengan WHO dan mitra di berbagai wilayah dan negara WHO di seluruh dunia. "Mari bersatu menyadarkan dunia untuk menutup kesenjangan dalam perawatan kanker," demikian WHO.
Editor: Addi M Idhom