tirto.id - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Alexander Marwata mengatakan pada Jumat lalu bahwa, ada laporan perusahaan BUMN sponsor Asian Games 2018 yang membeli tiket dengan skala besar dan memberikannya kepada pejabat secara cuma-cuma.
Alex menyebut tindakan ini sama halnya dengan upaya gratifikasi. Kecuali tiket tersebut diberikan langsung oleh INASGOC, selaku penyelenggara Asian Games 2018.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sekaligus penanggung jawab keuangan INASGOC, Gatot S. Dewa Broto mengaku tidak tahu-menahu mengenai adanya praktik perusahaan BUMN membeli tiket Asian Games 2018 skala besar tersebut.
Namun, Gatot mengakui bahwa memang INASGOC memberikan jatah tiket gratis kepada perusahaan BUMN sponsor prestige.
"Jadi kalau ada isu ada BUMN memborong, orang kami belum dapat konkrit bukti ya. BUMN yang mana, kami belum tahu. Tapi, kalau sponsor dapat sejumlah berlebih tiket memang betul," ujar Gatot di Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Jakarta pada Senin (3/8/2018).
Selain itu, ia menekankan bahwa jatah tiket gratis BUMN tidak mencapai 20 persen. "Kalau 20 persen aja di stadion utama habis untuk BUMN," ucapnya.
Lebih lanjut, Gatot menyampaikan bahwa perusahaan BUMN sponsor saat ini belum sepenuhnya memenuhi komitmen. Ada komitmen sponsor dari 21 perusahaan BUMN dan swasta sebesar Rp800 miliar, tapi baru terbayar hingga saat ini Rp250 miliar.
"Jadi, enggak wajar mereka minta haknya. Saya termasuk yang agak keras untuk enggak, jangan dikasih. Kalau tidak begitu akan menjadi isu publik bahwa tiket yang terjadi sekarang susah dan sebagainya, semata-semata karena ada jatah (untuk perusahaan BUMN sponsor)," terangnya.
Staf Khusus Menteri BUMN, Wianda Pusponegoro saat dihubungi Tirto untuk dimintai klarifikasi, hanya memberikan jawab singkat. "Silahkan mengutip dari INASGOC," ucapnya pada Senin (3/9/2018).
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo