tirto.id - Tanggal 1 Maret 2023 memperingati Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Hal itu mengacu pada Keppres (Keputusan Presiden) Nomor 2 Tahun 2022 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo, pada 24 Februari 2022.
Diterbitkannya Keppres tersebut sebagai upaya Negara dalam mengingat peristiwa yang bersejarah pada 1 Maret 1949. Peristiwa yang membuat kota Yogyakarta bergejolak karena mendapat serangan Agresi Militer Belanda yang kedua.
Merujuk dalam Keppres tersebut disebutkan, bahwa adanya Keppres Kedaulatan Negara sebagai pengingat sejarah untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme pada warga Negara.
“Dalam rangka menanamkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa guna memperkuat kepribadian dan harga diri bangsa yang pantang menyerah, patriotik, rela berkorban, berjiwa nasional, dan berwawasan kebangsaan, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, perlu menetapkan tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara,” ditegaskan Presiden dalam Keppres 2/2022.
Adapun beberapa substansi dalam Keppres No 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara bunyinya sebagai berikut:
- Diktum 1: Menetapkan tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
- Diktum 2: Hari Penegakan Kedaulatan Negara bukan merupakan hari libur.
- Diktum 3: keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk memperingati Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Sejarah Kedaulatan Negara
Dalam laman resminya Pemkab Bantul menjelaskan, bahwa dalam mengenang bagaimana Kota Yogyakarta yang menjadi Ibu Kota Negara melakukan perlawanan terhadap Serangan Umum Agresi Militer Belanda, pada 1 Maret 1949.
Pagi hari, sekitar pukul 06.00 WIB, Yogyakarta digempur oleh Belanda. Kemudian, di berbagai sudut-sudut kota, membunyikan sirine sebagai tanda bahaya dan bersiap untuk melakukan perlawanan atas Agresi Militer kedua yang dilakukan oleh Belanda.
Yogyakarta menjadi sasaran utama dalam serangan tersebut. Perlawanan yang dilakukan oleh Yogyakarta, diperintah secara langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Saat itu, Sultan HB IX memerintahkan Jenderal Soedirman untuk melakukan serangan balik.
Atas dapat perintah itu, Jenderal Soedirman melakukan perlawanan beserta anak buahnya dengan memukul mundur tentara Belanda. Serangan memakan waktu 6 jam, sekitar pukul 12.00 WIB pos-pos militer pun ditinggalkan oleh Belanda.
Kemudian, tentara Indonesia serta warga yang ikut dalam pertempuran ini, berhasil menjaga Yogyakarta yang akan direbut oleh Belanda.
Maka dari itu, pada 1 Maret diperingati sebagai Hari Kedaulatan Negara. Sebab, Ibu Kota Negara yang waktu itu ada di Yogyakarta berhasil dipertahankan dari serangan Belanda.
Penulis: Sulthoni
Editor: Dipna Videlia Putsanra