tirto.id - Sejumlah tokoh sentral dan penting dari Front Pembela Islam (FPI) tidak terlihat dan terdaftar di delapan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di Jalan Petamburan III, tempat Sekretariat DPP FPI berada. Menurut Dewan Pembina Majelis Syuro DPP FPI, Habib Muhsin Al Attas, tokoh sentral dan penting FPI menggunakan hak pilih di dekat tempat tinggal masing-masing.
Muhsin sendiri, misalnya, terdaftar sebagai pemilih di Depok. Ia pun menggunakan hak pilihnya di TPS di dekat kediamannya. Meski masing-masing tokoh memilih tidak di Petamburan, Muhsin berharap pemilu berlangsung dengan jujur dan adil. Sayangnya harapan itu tidak seusai dengan kenyataan. Menurut catatannya, sudah terjadi kecurangan seperti yang terjadi di Malaysia, Arab Saudio dan Hongkong.
"Tapi kecurangan sudah terjadi. Contohnya pelaksanaan Pemilu yang terjadi di luar negeri seperti di Malaysia, Arab Saudi dan juga di Hong Kong. Itu yang ketahuan, yang engga ketahuan banyak," kata Muhsin melalui sambungan telepon kepada Tirto.
Muhsin pun mengingatkan pada masyarakat tentang pesan dari Rizieq Shihab pimpinan tertinggi FPI untuk mengawal berlangsungnya Pemilu dengan menjadi saksi di berbagai tempat.
"Menangkan pilihan kita dengan cara-cara yang beradab. Itu yang penting," imbuh Muhsin.
Selain itu Muhsin juga minta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyiapkan jenset dalam pelaksanaan pemilu serentak ini. Ini dimaksudkan sebagai mitigasi jika ada kejadian mati lampu secara nasional. Belajar dari pengalaman sebelumnya angka hitungan cepat mengalami perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah mati lampu.
"Kami mengingatkan kepada KPU untuk bisa belajar dari pengalaman. Jadi kecurangan-kecurangan yang sistematis dan terstruktur seperti perubahan angka hitungan sebelum dan sesudah mati lampu, tidak terjadi lagi," kata Muhsin.
Editor: Mawa Kresna