Menuju konten utama
Debat Pilgub Jabar 2018

Syaikhu Optimis Bisa Tingkatan Nilai Akuntabilitas Kota/Kabupaten

Kesesuaian antara RPJMD dengan program-program real di lapangan akan menjadi penilaian dari aparat (PANRB) saat melakukan evaluasi kinerja penyerapan anggaran.

Syaikhu Optimis Bisa Tingkatan Nilai Akuntabilitas Kota/Kabupaten
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Sudrajat (kiri) dan Ahmad Syaikhu menyampaikan visi dan misi saat Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat di Sabuga, Bandung, Jawa Barat, Senin (12/3/18). ANTARA/M. Agung Rajasa

tirto.id - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) nomor urut tiga, Ahmad Syaikhu optimis bisa meningkatkan nilai akuntabilitas kota/kabupaten di Jabar. Hal itu dikatakan saat menjawab pertanyaan Calon Gubernur Jabar nomor urut satu, Ridwan Kamil, dalam Debat Publik Pilkada Jabar yang digelar di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Senin (12/3/2018) malam.

"26 dari 27 kota/kabupaten di Jabar akuntabilitas kinerja di bawah B rata-rata C, spending-nya mubazir, terlihat sibuk tapi tidak efektif, apa strategi-strategi yang harus dilakukan supaya bisa meningkatkan akuntabilitas menjadi A seperti Kota Bandung," tanya Kang Emil.

Dijawab oleh Syaikhu, pihaknya akan membuat program-program sesuai RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) yang dibuat dengan dewan. Program-program itu akan terus diawasi sehingga terjadi peningkatan pada penilaian laporan kinerja anggarannya.

Ditambahkan Calon Wakil Gubernur yang diusung oleh Gerindra, PKS, dan PAN ini, kesesuaian antara RPJMD dengan program-program yang real di lapangan akan menjadi penilaian dari aparat (PANRB) ketika melakukan evaluasi terhadap kinerja penyerapan anggaran.

"Insha Allah itu akan meningkatkan nilai (akuntabilitas) menjadi B bahkan bisa A," sambung Syaikhu optimis.

Menanggapi jawaban Syaikhu, Ridwal Kamil mencontohkan programnya melalui aplikasi yang bisa membantu 26 kota/kabupaten di Jabar untuk meningkatkan akuntabilitas. Menurutnya, penting bagi seorang gubernur untuk memahami agar satu rupiah pun yang dibelanjakan betul-betul bermanfaat bagi masyarakat.

Dijawab kembali oleh Syaikhu, sistem menurutnya hanya bagian kecil dan yang lebih penting adalah sosok di belakang sistem itu. Bila sistem dibuat sedemikian rupa namun sosok di baliknya masih memungkinkan berbuat korupsi, tentu sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

"Pasti dampaknya akan ada perbedaan gap dari rencana yang dicanangkan oleh RPJMD dengan pelaksanaannya," tambah Syaikhu.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Politik
Reporter: Ibnu Azis
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis