Menuju konten utama

Surya Paloh Sebut Ada Partai Nasionalis Padahal Masih Konservatif

Surya Paloh menegaskan, masih ada partai yang konservatif.

Surya Paloh Sebut Ada Partai Nasionalis Padahal Masih Konservatif
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.

tirto.id - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh mengaku, sudah lelah dengan sinisme dan saling curiga yang dilakukan antar partai politik dalam demokrasi di Indonesia saat ini.

Keluhan Surya Paloh ini menyikapi kecurigaan banyak pihak bahwa partainya akan bermain dua kaki pasca sowan ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rabu (30/10/2019) lalu. Karena Nasdem dan PKS berbeda gerbong koalisi, kata Surya Paloh, mengundang kecurigaan.

"Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain. Kecurigaan satu sama lain. Hingga kita berkunjung ke kawan, mengundang kecurigaan. Ini bangsa model apa seperti ini. Tingkat diskursus politik yang paling picisan di negeri ini, hubungan silaturahmi dimaknai dengan kecurigaan," ujar Surya Paloh dalam sambutannya pada pembukaan Kongres II Partai Nasdem di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).

Kata Surya Paloh negara Indonesia sudah menganut drmokrasi yang begitu liberal. Tetapi sampai saat ini masih ada partai yang konservatif.

"Kita bilang mau maju tapi kita melangkah ke belakang. [...] Semua penuh dengan kecurigaan. Maka kita menjauhi nilai-nilai pancasila," katanya.

Tak tanggung-tanggung, Surya menyindir adanya partai yang kerap mengagung-agungkan sebagai partai yang nasionalis dan Pancasilais, namun menurutnya rakyat tak merasakan propaganda-propaganda dari partai tersebut.

"Rakyat membutuhkan pembuktian rakyat mana yang paling mengamalkan nilai-nilai pancasilais. Kalau partainya melakukan sinical, propaganda kosong, berkelahi satu sama lain sudah pasti bukan pancasila itu," tuturnya.

Menurutnya hal paling dasar yang dilakukan partai Pancasilais adalah merangkul banyak teman, bukan menjadikannya musuh meskipun berbeda arah sikapnya terhadap pemerintahan. Ia pun menyeret nama Proklamator Soekarno bila ada partai mengaku Pancasilais namun perbuatannya tak mencerminkan amalan Pancasila.

"Rangkul teman. Sayang teman. Tawarkan pikiran-pikiran bersama teman. Jangan musuhin teman. Itu baru mengamalkan nilai-nilai pancasila. Kalau ini tidak dijalankan yang paling menangis adalah proklamator bangsa ini," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KONGRES NASDEM atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo & Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Dieqy Hasbi Widhana