tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sosok yang dianggap paling berkualitas untuk bersaing dalam pemilu presiden 2019.
Penilaian itu muncul berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terhadap perwakilan kelompok elite, pembuat opini (opinion leader), dan massa pemilih nasional.
Dalam survei dan penelitian itu, kelompok elite menganggap Jokowi sebagai tokoh paling berkualitas dan unggul dibandingkan 21 nama lain.
Penilaian kualitas tokoh dalam survei dilakukan berdasarkan aspek kapabilitas, empati, akseptabilitas, dan kontinuitas. Menurut penilaian kelompok elite, rata-rata skor kualitas Jokowi dalam skala 0-10 adalah 7,8.
Nilai itu melebihi raihan JK (7,5), Mahfud MD (6,9), Airlangga Hartarto (6,4), Chairul Tanjung (6,3), Sri Mulyani (6,2), Said Aqil Siradj (5,9), dan Prabowo Subianto (5,7).
"Dari sekian banyak tokoh yang dinilai berdasarkan 5 kriteria kualitas personal, elite menilai Jokowi tokoh dengan skor rata-rata tertinggi. Setelah Jokowi adalah Jusuf Kalla," kata CEO Riset SMRC Djayadi Hanan di kantornya, Kamis (5/7/2018).
Menurut pembuat opini, Jokowi juga menjadi tokoh yang nilai rata-rata kualitasnya paling tinggi. Skor rata-rata kualitas Jokowi menurut mereka mencapai 8,4.
Angka itu lebih besar dibanding skor JK (7,3), Mahfud MD (7,2), Sri Mulyani (7), Said Aqil (6,3), Airlangga Hartarto (6,1), Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (6,1), Chairul Tanjung (5,9) dan Prabowo (5,9).
Kemudian, massa pemilih nasional menganggap Jokowi sebagai tokoh yang paling disukai untuk ikut pemilu 2019. Tingkat kesukaan mereka terhadap Jokowi mencapai 85 persen dari total responden yang tahu atau pernah mendengar nama Presiden ketujuh itu.
Setelah Jokowi, sosok yang paling disukai massa adalah Gatot Nurmantyo (83 persen), Mahfud MD (81 persen), Prabowo Subianto (81 persen), Sri Mulyani (81 persen), Jusuf Kalla (80 persen), Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (80 persen), dan Anies Baswedan (77 persen).
"Mahfud MD dan Sri Mulyani konsisten masuk dalam 5 besar penilaian para responden itu," kata Djayadi.
SMRC menyimpulkan, tak ada pimpinan partai politik yang namanya konsisten masuk dalam 5 besar daftar tokoh paling dianggap berkualitas dan disukai responden.
Berdasarkan survei, hanya Airlangga yang dianggap lumayan kualitasnya untuk ikut pemilu. Akan tetapi, nama Ketua Umum Golkar itu tidak masuk dalam penilaian massa.
Survei dan penelitian SMRC ini dilakukan sepanjang Mei 2018. Narasumber dibagi berdasarkan 3 kelompok yakni elite, pembuat opini, dan massa.
Ada 12 narasumber dari kelompok elite. Mereka adalah politikus dan teknokrat senior, intelektual nasional, serta menguasai yang masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Total responden dari kelompok pembuat opini berjumlah 93 orang. Mereka adalah perwakilan pengamat, intelektual atau peneliti yang biasa berbicara di media massa, dan para pemimpin redaksi media.
Ada 2.206 responden dari strata massa. Para narasumber ini adalah orang yang memiliki hak pilih dan ditentukan secara acak.
Margin of Error survei SMRC ini adakah 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo