tirto.id - Hasil survei Poltracking terbaru merilis dari aspek persebaran perolehan berdasarkan organisasi Islam di Indonesia, pasangan Calon Gubernur–Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen, cenderung dipilih oleh Nahdlatul Ulama (NU) dengan capaian angka 56,4 persen. Sedangkan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi berdasarkan survei mendapatkan angka sebesar 30,4 persen.
“NU ini ke Ahmad Lutfi-Taj Yasin sebesar 56,4 persen kemudian kepada Andika sebesar 30,4 persen,” ujar Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda AR, saat menyampaikan paparannya dalam webinar bertajuk “Peta Elektoral Pilkada Jawa Tengah 2024: Pertarungan Para ‘Bintang’” yang disiarkan melalui kanal YouTube Poltracking TV, Selasa (24/9/2024).
Dari peta sebaran elektabilitas pasangan cagub-cawagub di Jawa Tengah, yang merasa terasosiasi atau merasa bagian dari ormas Islam, NU memiliki angka cukup tinggi yaitu sebesar 75,6 persen.
“Ini juga dari sisi aspek peta persebaran perolehan dukungan ormas Islam, yang di mana pemilih merasa terasosiasi atau merasa bagian dari ormas Islam cukup tinggi, NU, 75,6 persen,” kata Hanta.
Sementara itu Muhammadiyah, menurut data yang dirilis oleh Poltracking Indonesia memiliki sebaran cluster pemilih di angka 3,7 persen dengan pemilih terbanyak dimiliki oleh Ahmad Lutfi-Taj Yasin yaitu sebesar 47,5 persen. Lalu untuk pasangan Andika-Hendrar Prihadi sebesar 35 persen.
Selain itu, dalam survei tersebut juga dirincikan soal kemantapan pilihan. Berdasarkan peluang untuk mengubah pilihan, sebanyak 48 persen publik mengatakan masih mungkin mengubah pilihan, sedangkan 42,1 persen mengatakan tidak akan mengubah pilihan.
“Ini kebalikan dengan temuan survei Jawa Timur, (dimana) pemilih stabil yang tidak berubah pilihannya lebih tinggi ketimbang yang merubah,” kata dia.
Oleh karenanya menurut Hanta, mengenai angka di Jawa Tengah masih mungkin terjadi adanya perubahan. “Di Jawa Tengah ini harus lebih hati-hati karena swing votersnya jauh lebih tinggi daripada pemilih yang sudah stabil. Jadi karena itu, Jawa Tengah masih mungkin dinamis temuan serveinya karena mengingat hampir separuh pemilih masih mungkin berubah,” jelasnya.
“Karena itu, dinamika atau tingkat fluktuasi pergerakan elektabilitas relatif cukup tinggi di Jawa Tengah,” sambung dia.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Anggun P Situmorang