Menuju konten utama

Survei Indikator: Prabowo Naik 45,8%, Ganjar 25,8%, Anies 22,8%

Hasil survei elektabilitas capres terbaru, Prabowo-Gibran melesat naik 45,8%, Ganjar-Mahfud turun jadi 25,8% dan Anies-Cak Imin 22,8%.

Survei Indikator: Prabowo Naik 45,8%, Ganjar 25,8%, Anies 22,8%
Calon presiden dan calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kedua kiri), Capres dan Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto (ketiga kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (ketiga kanan), serta Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo (kedua kanan) dan Mahfud MD (kanan) berfoto bersama dengan menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis survei nasional terbaru terkait elektabilitas capres-cawapres pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka makin melesat naik di antara dua paslon lain, Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin.

Dari survei ini, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh dukungan 45,8 persen, naik dari 39,7 persen pada periode survei sebelumnya.

Menyusul pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang makin menurun menjadi 25,6 persen dukungan, turun dari 30,0 persen pada periode survei sebelumnya.

Sedangkan pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh dukungan 22,8 persen, turun dari 24,4 persen pada periode survei sebelumnya.

"Suara Prabowo-Gibran belum mencapai 50 persen plus. Jadi (pemilih) undecided tinggal 5,8 persen kalau dibagi secara proporsional, itu suara undecided tidak lantas membuat Prabowo-Gibran unggul satu putaran," kata eneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam rilis Indikator Dinamika Elektoral di Masa Awal Kampanye yang dipantau secara daring, Jakarta, Sabtu (9/12/2023).

Menurut Burhan, dari survei simulasi top of mind, elektabilitas Prabowo melesat naik mencapai 38 persen dan diikuti oleh Ganjar dan Anies yang selisih angkanya tidak terpaut jauh.

"Ini adalah simulasi top of mind ya, jika dilihat dari data ada tiga nama yang menempati peringkat top 3 ya, ada nama lain, nama lain di sini biasanya menyebut pasangannya. Bisa Gibran, Prof Mahfud, juga Cak Imin. Tapi kita konsentrasi ke tiga nama atas," ucap Burhanuddin.

Indikator Politik Indonesia memperkirakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 akan dilangsungkan sebanyak dua putaran.

Hal itu disampaikan Burhanuddin Muhtadi berdasarkan hasil survei nasional berbasis simulasi surat suara nasional pada 23 November-1 Desember 2023.

"Yang bisa saya sampaikan adalah belum terjadi (situasi yang memungkinkan Pilpres) satu putaran seperti yang diklaim oleh beberapa lembaga survei," katanya.

Menurut Burhan, hasil survei memperlihatkan belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memperoleh 50 persen plus satu suara, sehingga Pilpres 2024 perlu dilangsungkan dua putaran untuk mendapatkan pemenang.

Burhan mengakui Pilpres 2024 tidak mustahil hanya akan berlangsung satu putaran apabila mempertimbangkan berbagai macam perkembangan hingga hari pemungutan suara, 14 Februari 2024.

"Jadi meskipun belum dapat dipastikan bahwa Prabowo-Gibran menang satu putaran, tetapi kalau terjadi putaran kedua, hampir bisa dipastikan Prabowo-Gibran lolos ke putaran kedua," ujarnya.

Meski Prabowo memuncaki angka survei tersebut, tetap saja jumlah pemilih Prabowo masih cenderung mengalami fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini juga termasuk kepada para pemilih Ganjar dan Anies.

"Sekarang tinggal 20,8 persen yang tidak tahu, tidak jawab atau merahasiakan jawabannya. Pemilih Prabowo, Ganjar, Anies cenderung fluktuatif tapi dalam beberapa waktu terakhir memang ada indikasi dukungan secara spontan terhadap Prabowo Subianto meningkat," ucap Burhanuddin.

Untuk yang menemani Prabowo-Gibran nantinya jika terjadi adanya putaran kedua, Burhanuddin mengaku sulit memprediksi siapa yang akan melaju antara Anies-Cak Imin atau Ganjar-Mahfud.

"Lalu, siapa yang akan menemani Pak Prabowo-Gibran jika terjadi putaran kedua? Antara Ganjar dengan Anies sepertinya sulit untuk diputuskan secara konklusif karena perbedaan antara mas Ganjar-Mahfud dan Anis-Muhaimin itu dalam kisaran margin of error," kata Burhanuddin.

"Meskipun suara absolut Mas Ganjar sedikit di atas Mas Anies, tetapi perbedaannya tidak signifikan secara statistik, dengan kata jika terjadi run off hanya Tuhan dan rumput yang bergoyang yang bisa menjawabnya ya, kita tunggu aja," lanjut Burhanuddin.

Burhanuddin pun mengungkapkan alasan mengapa elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran bisa melesat tanpa mengikuti sebuah acara debat khusus yang diselenggarakan oleh pihak tertentu. Menurut Burhanuddin, faktor kontekstual menjadi penyebab naiknya elektabilitas pasangan tersebut.

"Penjelasannya adalah, bukan semata-mata faktor capres-cawapres, tapi faktor kontekstual dan jujur kalau kita lihat sebenarnya dan Mas Anies jauh lebih agresif melakukan kampanye ya. Datang dari ujung barat sampai ujung timur, sementara Pak Prabowo sama Gibran setahu saya belum cuti, tetapi kok malah naik (elektabilitasnya)," ungkap Burhanuddin.

Burhanuddin menjelaskan faktor kenaikan elektabilitas semata-mata bukan dari kerja darat saja, tetapi persepsi baik terhadap capres-cawapres maupun persepsi kontekstual yang dapat menentukan elektabilitas.

"Lagi-lagi ini menunjukkan sekali lagi bahwa elektabilitas itu banyak dipengaruhi bukan semata-mata oleh kerja darat, tetapi juga oleh persepsi baik terhadap capres-cawapres maupun persepsi kontekstual," pungkas Burhanuddin.

Survei nasional Indikator Politik Indonesia menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Sementara itu, dilakukan oversample di 15 provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua, sehingga total sampel mencapai 5.380 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1200 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Politik
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Maya Saputri