tirto.id - Sedikitnya 70 orang tewas di wilayah pemberontak Suriah utara setelah terkena gas beracun yang diduga dijatuhkan dari pesawat tempur pemerintah Suriah. Serangan ini merupakan paling terkenal selama enam tahun perang berkecamuk di negara itu.
Seperti dikabarkan The Guardian, Rabu (4/3/2017) setidaknya 100 korban dirawat di rumah sakit di provinsi Idlib. Beberapa lusin orang lain dipindahkan ke Turki dalam kondisi kritis.
Serangan ini telah memicu kecaman dari AS, Inggris, dan Uni Eropa. Mereka menuding pemerintah Suriah telah melakukan pembantaian sipil.
Presiden Donald Trump menyebut serangan itu sebagai tindakan yang “keji” dan “tidak dapat diabaikan oleh dunia yang beradab”. Tapi Trump juga melempar tanggungjawab serangan itu kepada Barack Obama. Serangan itu, kata Trump, sebagai konsekuensi pemerintahan Obama yang lemah.
Sementara Perdana Menteri Theresa May mengatakan dia terkejut oleh laporan serangan itu dan menyerukan penyelidikan oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia.
“Kita tidak bisa membiarkan penderitaan ini terus berlanjut,” katanya.
Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyebutkan korban tewas terbaru di Khan Sheikhoun pada Rabu pagi bahkan sudah mencapai 72, termasuk 20 anak-anak.
Militer Suriah membantah tudingan bahwa mereka menggunakan senjata kimia.
Bantahan Suriah ini didukung oleh Rusia yang mengatakan pesawat yang dimaksud tidak beroperasi dekat Idlib.
Pada Rabu pagi, Kementerian Pertahanan Rusia bahkan mengklaim serangan udara Suriah telah mencapai targer “gudang teroris” yang berisi gudang “zat beracun”. Namun kementerian itu tidak menyatakan jika serangan itu disengaja.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa berencana bersidang pada Rabu guna membahas rancangan resolusi untuk mengecam serangan udara tragis tersebut.
Berbagai kelompok pemberontak pimpinan bekas afiliasi Al Qaeda, Front Fateh al Sham, berjanji membalas serangan udara Selasa di Kota Khan Sheikhun, Provinsi Idlib, tersebut.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH