tirto.id -
"Tahun lalu dengan adanya perintis ini sudah ada penurunan. Disparitas harganya itu sebesar 40-50 persen. Alhamdulillah biasanya Rp800 ribu sekarang Rp500 ribu," ujarnya di Kementerian Perhubungan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat Kamis (9/1/2020).
Polana mengatakan, porsi subsidi yang diberikan yaitu dengan menggratiskan seluruh penerbangan perintis untuk kargo dan memberikan subsidi sebesar 30 persen untuk penumpang.
"30 persen subsidi untuk penumpang dan pengiriman kargo gratis," kata dia.
Hingga saat ini sudah ada lima operator penerbangan perintis yang melayani 188 penerbangan untuk pengangkutan kargo dan penumpang di Indonesia. Penerbangan tersebut didominasi menuju dan terbang dari kawasan paling timur yaitu Papua.
Sebanyak 188 penerbangan yang terlayani di berbagai daerah yaitu terdapat di Sumatera ada 3 koordinator wilayah yang menangani 24 rute penerbangan perintis.
Program Angkutan Udara Perintis tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2017. Program tersebut dilakukan dalam mengatasi persoalan logistik di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan.
Dengan demikian masyarakat benar-benar merasakan kehadiran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan logistik.
Pada Bulan Desember 2019, 3 Koordinator Wilayah Nabire, Sumenep, dan Korwil Timika telah menandatangani kontrak, sedangkan Korwil Wamena telah menandatangani kontrak pada tanggal tiga Januari 2020.
Pada hari ini dilakukan penandatanganan kontrak oleh 14 Korwil, yaitu Tarakan, Gunung Sitoli, Dabo Singkep, Dekai, Manokwari, Kuala Pembuang, Samarinda, Langgur, Sorong, Masamba, Timika, Ternate, Tanah Merah, dan Merauke.
Empat Korwil lainnya akan menandatanganani kontrak pada minggu ke tiga Januari 2019, yaitu Korwil Masamba, Sinabang, Elelim dan Waingapu.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana