tirto.id - Suara dentuman dilaporkan terdengar pada Selasa (2/2/2021) dan Rabu (3/2/2021) antara pukul 23.00 WIB hingga 01.18 WIB dan kembali terdengar pada pukul 03.00 WIB – 03.22 WIB di Malang sampai Pasuruan, Jawa Timur.
Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, berdasarkan catatan BMKG tidak teramati adanya anomali seismik terkait dentuman tersebut.
"Catatan sensor BMKG di Pandaan MLJI tidak mencatat anomali seismik. Sumber suara dentuman itu banyak, bisa shockwave meteorit, shockwave gunung api, shockwave pesawat supersonik, bahan peledak, longsoran tanah skala luas, gempa sangat dangkal, dan thunderstorm. Semua itu bisa menjadi penyebab," ujarnya.
Sementara itu, saat ini tingkat aktivitas vukanik Gunung Raung memang cukup tinggi, tetapi Koordinasi Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat pada PVMBG, Nia Haerani menegaskan hingga saat ini belum mengetahui dan belum bisa memastikan apakah suara yang terdengar di Malang dan Pasuruan berasal dari Gunung Raung.
"Saat ini yang mengalami erupsi Gunung Raung. Saya tidak bisa memastikan apakah suara yang terdengar di Malang dan Pasuruan berasal dari Raung. Laporan masyarakat suara dari Gunung Raung terdengar hingga Kalipuro - Banyuwangi, 20 kilometer dari titik erupsi kawah puncak Gunung Raung," tegasnya.
Meski begitu, baik Daryono maupuan Nia meminta agar masyarakat tidak panik dan tidak berspekulasi dengan adanya suara dentuman tersebut.
Editor: Agung DH