tirto.id - Sinar matahari berpengaruh signifikan bagi suasana hati seseorang. Hasil studi menunjukkan orang-orang yang sering bangun pagi dan keluar rumah pada pagi hari untuk berolah raga di bawah sinar matahari memiliki suasana hati yang akan tenang dan tak mudah cemas.
Dilansir Time penelitian yang berfokus pada bahan kimia otak seperti serotonin menunjukkan bahwa adanya hubungan kuat antara paparan sinar matahari dengan suasana hati.
Penelitian ini menjelaskan bahwa sinar matahari mampu meningkatkan hormon serotonin, yaitu hormon yang dipercaya befungsi sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang.
Selain serotonin, sinar matahari juga memicu melatonin, hormon yang membuat tidur jadi lebih nyenyak.
Menikmati sinar matahari baik di pagi hari maupun sore hari sangat penting untuk memperbaiki suasana hati dan mental seseorang.
Hasil studi lain yang diterbitkan di Elsevier memperlihatkan bahwa jumlah waktu antara matahari terbit dan terbenam adalah variabel cuaca yang paling penting dalam menangani kesehatan mental dan emosi.
Dijelaskan juga bahwa musim atau waktu di mana sinar matahari sangat belimpah cenderung mengurangi tekanan emosional dan keinginan bunuh diri.
Dalam ulasan Forbes, dijelaskan bahwa sinar matahari dapat memicu peningkatan pelepasan serotonin di otak.
Efek serotonin yang dipicu oleh sinar matahari ini masuk melalui mata, lebih tepatnya masuk ke area khusus di retina, kemudian memicu pelepasan serotonin.
"Matahari bekerja melalui sejumlah reseptor di otak untuk memengaruhi status mental dan kewaspadaan kita. Sinar matahari juga mengurangi risiko depresi pada mereka yang menderita gangguan afektif musiman atau Seasonal Affective Disorder (SAD)," jelas Michael Roizen, Kepala Pusat Kesehatan di Klinik Cleveland, Ohio seperti dikutip Forbes
SAD adalah gangguan kombinasi antara gangguan biologis dan suasana hati dengan pola musiman yang biasanya terjadi di akhir musim gugur dan lebih banyak terjadi pada musim dingin.
Gangguan ini kerap menimbulkan beberapa perasaan seperti merasa tertekan setiap hari, kehilangan minat atau merasa putus asa dan sering memikirkan kematian dan bunuh diri.
Penyebab paling umum saat seseorang mengalami SAD adalah pergantian musim di mana seseorang tak mendapat paparan sinar matahari yang cukup.
Berkurangnya sinar matahari inilah kemudian yang menyebabkan penurunan serotonin yang akhirnya memicu perasaan-perasaan tekanan.
Oleh sebab itu saat musim dingin tiba, banyak orang mengalami SAD. Namun hari ini para ilmuwan telah mengembangkan pengobatan terapi cahaya yang juga dikenal sebagai fototerapi.
Perawatan fototerapi menggunakan cahaya buatan yang meniru sinar matahari alami, tetapi ini bisa bervariasi.
Alat terapi ini berbentuk kotak dengan jumlah cahaya antara 2.500 dan 10.000 lux (satuan pengukuran cahaya di fototerapi). Perawatan biasanya dimulai pada musim gugur dan berlanjut hingga awal musim semi. Sesi biasanya berlangsung 10 hingga 15 menit.
Fototerapi cukup manjur sebagai pengganti cahaya matahari. Studi meta-analisis US National Library of Medicine menunjukkan bahwa terapi cahaya mungkin bermanfaat bagi mereka yang mengalami depresi, terutama jika itu berkaitan dengan gangguan mood yang terkait musim.
Lebih jauh dipaparkan bahwa laporan-laporan penelitian itu memperlihatkan kemanjuran terapi cahaya. Bahkan efek terapi cahaya memiliki ukuran yang setara dengan sebagian besar uji coba farmakoterapi antidepresan.
Penulis: Febriansyah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari