tirto.id -
“Saat ini masih tersedia jagung malahan pabrik mengurangi pembelian akibat gudangnya penuh,” ucap Sola saat dihubungi reporter Tirto pada Kamis (22/8/2019).
Sola menjelaskan saat musim kemarau ini, petani masih dapat berproduksi. Pada musim kemarau penanaman dilakukan pada sawah tadah hujan.
Kendati sebagian besar wilayah Indonesia mengalami kemarau, ada sejumlah area yang airnya masih cukup baik. Ia mencontohkan baru-baru ini sejumlah wilayah di Sulawesi malah banjir.
Untuk pasokan, Sola mengatakan pasokan jagung dari luar Pulau Jawa kini sudah masuk ke Jawa. Menurutnya, dengan kondisi seperti ini, impor jagung saat musim kemarau tak perlu dilakukan pemerintah.
"Jagung banyak masuk dari luar Jawa saat ini. Ya belum perlu impor," ucap Sola.
Ketika ditanya mengenai kenaikan harga jagung lokal, Sola mengatakan bahwa hal itu wajar. Ia memastikan kenaikan harga tidak terkait dengan kelangkaan pasokan. Sebaliknya kenaikan harga saat ini lebih disebabkan karena ada biaya tambahan yang harus ditanggung petani untuk memperoleh air saat musim kemarau.
“Pada musim kemarau harga naik karena biaya petani nambah akibat penggunaan pompa untuk pengairan,” ucap Sola.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sempat membuka wacana untuk impor jagung tahun ini. Pasalnya, rencana ini untuk mengantisipasi kenaikan harga produksi jagung nasional dan produksi jagung lokal yang dinilai menurun akibat musim kemarau.
Bahkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akan menyiapkan surat perizinan impor (SPI) atas rekomendasi Kementerian Pertanian (Kementan) dalam waktu dekat. Namun, Kementan menolak rencana impor jagung yang dilontarkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri